Seorang tentara tak dikenal asal Australia yang terbunuh dalam perang melawan Jepang di Kupang pada 1942, hari Kamis (10/9/2015) dimakamkan secara kehormatan di pemakaman tentara Australia di Ambon.
Tentara yang tak diketahui namanya tersebut merupakan satu dari sejumlah anggota pasukan kecil Australia yang terlibat dalam Perang Timor di Kupang.
BACA JUGA: Seorang Wanita Tewas Ditembak di McDonalds Gold Coast
Dalam perang tiga hari tersebut, sebanyak 84 tentara Australia terbunuh saat berusaha mempertahankan lapangan udara di Kupang dan berakhir dengan kemenangan pihak Jepang.
Barang-barang peninggalan tentara Australia yang ditemukan di Kupang tahun 2013.
BACA JUGA: Di Queensland, Seluruh Anggota Kabinet yang Mendatangi Warganya
Pejabat Kementerian Pertahanan Australia Stuart Robert yang atas nama pemerintah melakukan penghormatan militer kepada tentara tak dikenal tersebut.
BACA JUGA: Kanguru Ini Bertahan Hidup Walau Kepalanya Tertancap Panah 9 Hari
Ia menjelaskan, selama dua tahun militer Australia berusaha menemukan keluarga almarhum yang tidak berhasil.
Tulang-belulang tentara tersebut ditemukan di Kupang tahun 2013 lalu oleh pekerja bangunan yang sedang membangun sekolah.
Selain tulang-belulang, ditemukan pula sisir, senter, jam tangan, pisau yang akhirnya sangat membantu memastikan bahwa semua itu adalah peninggalan tentara Australia dari masa perang.
Brian Manns dari militer Australia menjelaskan tentara tak dikenal ini berasal dari Unit "Sparrow Force" yang diterjunkan ke Pulau Timor dalam Perang Dunia II.
"Mereka diserang dari dua sisi dan akhirnya terdesak hingga kehabisan makanan, minuman, persediaan peluru tanpa adanya peluang untuk mendapatkan bala bantuan," jelas Manns.
Akibat kondisi demikian, sambung Manns lagi, komandan batalion tidak punya pilihan selain menyerah.
"Dia memimpin 132 prajurit yang terluka, sakit, dan semua itu jadi pertimbangan saat mereka dikepung dan kalah dalam jumlah dibandingkan musuh serta tidak ada kemungkinan menang," katanya.
Sebagian besar prajurit dari batalion ini belakangan meninggal dunia di kamp perang di Ambon.
Manns dan timnya dalam dua tahun terakhir telah berusaha untuk menemukan siapa gerangan keluarga tentara tak dikenal itu. Satu-satunya informasi yang mereka miliki adalah bahwa kemungkin dia berasal Balalion Infanteri 2/40th dari Tasmania dan Victoria.
Sebanyak 93 uji DNA dilakukan terhadap warga namun tidak satu pun yang cocok dengan DNA tentara tak dikenal itu.
"Mencari tahu siapa nama orang ini sangat penting, namun kami telah berusaha selama dua tahun tanpa hasil. Jadi setidaknya mari kita kuburkan dia dengan rekan-rekannya," kata Manns.
Stuart Robert menambahkan, penguburan secara militer ini memiliki makna khusus. "Kita menguburkan pahlawan tanpa nama," katanya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengungsi Suriah Sebaiknya Ditempatkan di Kota Pedalaman Australia