jpnn.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menepis isu adanya kekurangan obat yang terjadi di Indonesia.
Menurutnya, pemerintah akan segera mendistribusikan obat dan vitamin gratis bagi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di Pulau Jawa dan Bali.
BACA JUGA: Erick Thohir Targetkan Deviden BUMN 2022 Mencapai Rp 40 Triliun
"Kami diberi tugas untuk memberikan suplai atau kepastian untuk pengadaan 300 ribu paket yang sekarang sudah dipromosikan," ujar Erick dalam acara Peluncuran Paket Obat Isoman Gratis untuk Rakyat yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo, di halaman Istana Merdeka Jakarta, Kamis (15/7).
Erick menjelaskan ada tiga paket dalam program obat gratis, yaitu paket 1 berisi vitamin untuk warga dengan hasil PCR (polymerase chain reaction) positif tanpa gejala atau OTG.
BACA JUGA: Pemerintah Mempermudah Pasien Covid-19 Akses Obat Gratis, Tidak Perlu ke Kimia Farma
Kedua, paket 2 berisi vitamin dan obat untuk warga dengan PCR positif disertai keluhan panas dan kehilangan penciuman.
Ketiga, paket 3 berisi vitamin dan obat untuk warga dengan PCR positif disertai keluhan panas dan batuk kering.
BACA JUGA: 300 Ribu Obat akan Dibagikan Gratis untuk Pasien Covid-19 Bergejala Ringan
"Makanya kami penetrasi dengan obat gratis ini secara baik. Apalagi TNI sekarang turun, kami mengharapkan rakyat sabar, kami akan hadir di rumah masing-masing dengan cara-cara tepat dan sesuai standar yang sudah ada di Kementerian dan BPOM," ungkap Erick.
Selain itu, Erick mengatakan masyarakat yang ingin mendapatkan obat sendiri bisa tetap mencarinya ke apotek.
"Kami bersama Kemenkes sudah launching website di Kemenkes sehingga warga bisa lihat ketersediaan obat di apotek-apotek di bawah Kimia Farma atau kementerian BUMN," tambah Erick.
Menurut Erick, BUMN farmasi terus memproduksi obat sesuai standar yang ditentukan Kemenkes dan BPOM.
"Apalagi kemenkes kemarin sudah mengatakan beberapa obat ini bisa diakses oleh publik, hal ini yang kami utamakan kesediaan obat untuk masyarakat yang didukung oleh banyak kementerian," kata Erick.
Namun Erick menegaskan, ketersediaan obat bukan hanya tanggung jawab BUMN farmasi melainkan juga perusahaan farmasi swasta lainnya.
"Kami memastikan obat-obat generik dengan harga yang sangat terjangkau jauh di bawah pasaran, tentu kami tidak ingin menyaingi pihak-pihak tertentu yang ingin melakukan perbaikan sistem untuk memastikan produksi obat ada," ungkap Erick. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia