Tepukan BJ Habibie di Pundak Gubernur Ganjar yang Sarat Makna

Kamis, 12 September 2019 – 00:40 WIB
Ganjar Pranowo. Foto: M. Fathra NI/JPNN.com

jpnn.com, SEMARANG - Presiden Ketiga RI BJ Habibie wafat pada usia 83 tahun di Paviliun Kartika RSPAD Gatot Subroto Jakarta, Rabu (11/9), pukul 18.05 WIB. Banyak tokoh yang punya kenangan tersendiri tentang Habibie.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo termasuk yang punya kenangan dengan tokoh yang dijuluku Bapak Dirgantara Indonesia itu. Ganjar mengaku terkenang dengan tepukan Habibie di pundaknya saat bertemu dalam sebuah acara yang digelar PDI Perjuangan beberapa waktu silam di Jakarta.

BACA JUGA: Kehilangan BJ Habibie, Megawati Keluarkan Instruksi Untuk Kader PDIP

"Saat tiba di Ancol, di sana sudah nampak beberapa tokoh, termasuk beliau (BJ Habibie, red). Sebelum menyalami satu per satu tokoh, tiba-tiba ada yang menepuk pundak saya. Saya kaget ternyata Pak Habibie," kata Ganjar di Semarang, Rabu malam.

Tidak hanya ditepuk pundaknya beberapa kali, Ganjar mengungkapkan bahwa Habibie juga sempat menyampaikan pesan berupa kalimat singkat yang membuatnya bergetar. "Anak muda, maju terus," ujar Ganjar menirukan ucapan Habibie saat itu.

BACA JUGA: Muhammadiyah: BJ Habibie Peletak Dasar Demokratisasi di Indonesia

Bagi Ganjar, hal tersebut menjadi sebuah berkah meskipun dirinya masih bertanya makna sebenarnya tepukan di pundak dan kalimat yang disampaikan BJ Habibie kala itu. Dengan intelektualitas yang tinggi, kata Ganjar, tokoh kelahiran 25 Juni 1936 itu dikenal sebagai sosok yang ungkapannya memiliki makna dalam.

"Beliau ini teknolog, politisi, beliau ini yang membuat terobosan-terobosan dan seorang legend yang dihormati di seluruh dunia," katanya.

Ganjar berharap di Indonesia bakal kembali melahirkan Habibie-Habibie lain yang bakal melambungkan negara dengan kecerdasannya. Yang paling membuat Ganjar terkesan dengan sosok Habibie adalah pengakuan intelektualnya lewat sebuah surat yang sempat diliput stasiun televisi.

"Ternyata bagi beliau setelah melakukan pengembaraan intelektual sampai tuntas, yang paling penting adalah ilmu agama. Itu yang membikin terenyuh," ujarnya. (ant/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler