Terapis pijat di Australia menuntut bagian atas Dana Riset Kedokteran Masa Depan (MFFF) senilai $20 miliar yang menurut rencana akan disediakan Pemerintah federal Australia.Kalangan terapis pijat di Australia mengklaim 3,65 persen dari keuangan rumah tangga di Australia dihabiskan untuk mengakses layanan kesehatan komplementer dan terapis alternatif. Oleh karena itu mereka menilai masuk akal jika Pemerintah Federal mengalokasikan uang dengan jumlah yang sama untuk mendanai penelitian di bidang terapi pijat yang mereka tekuni. "Kondisi Musculoskeletal - yakni gangguan pada bagian otot skeletal akibat otot menerima beban statis secara berulang dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama dan akan menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon merupakan gangguan kronis yang paling sering dikeluhkan warga Australia - bisa meliputi 6 juta orang dari total populasi penduduk Australia,"kata Tricia Hughes, Kepala Asosiasi Terapis Pijat Australia. "Pijat, olah tubuh, merupakan terapi yang sangat tepat untuk mengatasi masalah ini," Pekan lalu parlemen meloloskan UU yang mewadahi dibentuknya MRFF dengan besar dana awal senilai $1 miliar. Tujuannya adalah untuk mendukung penelitian yang memungkinkan lahirnya terobosan inovasi medis yang dapat meningkatkan kesehatan warga Australia. Tetapi kurangnya bukti ilmiah untuk mendukung klaim terapis pijat ini memicu perdebatan sengit mengenai seberapa efektifnya terapi yang mereka lakukan. "Dunia kedokteran mainstream memang selalu enggan melihat gagasan-gagasan baru dan juga ide mengenai bagaimana terapi dapat diaplikasikan dan digunakan dengan cara yang terintegrasi untuk mengobati pasien dan juga kondisi mereka," kata Hughes. Menurut badan otoritas kesehatan Australia, industri yang didominasi oleh praktisi yang beroperasi sendiri-sendiri sulit untuk mendapatkan bantuan dana untuk melakukan penelitian di bidangnya. Dan itu sebabnya Dewan Riset Medis dan Kesehatan Nasional menetapkan hanya akan menggunakan dana kurang dari 0.5 persen dari dana MSFF untuk dialokasikan pada terapi alternatif dan komplementer. Hughes menilai model tradisional dari riset yang ada saat ini tidak sesuai dengan sektornya. "Dunia kedokteran tidak memberikan keleluasaan yang cukup dalam penelitian mengenai riset terapi alternatif," "Misalnya jika Anda hendak meneliti atau melakukan uji klinis mengenai pijat itu sendiri, bagaimana Anda akan melakukan uji klinis buta terhadap dua orang yang berbeda, apalagi melakukan pijat tangan?" katanya. "Jadi tidak seperti menguji placebo dan tidak seperti memberikan pil dan menunggu reaksinya," "Jadi saya kira kalangan akademisi pastinya dapat memiliki gagasan mengenai metodologi campuran mengenai bagaimana sebenarnya terapi alternatif dan komplementer ini dapat diteliti, namun dewan juga harus siap untuk mendengarkan kalau model yang mereka terapkan hanya sesuai untuk satu bidang kesehatan saja," Dalam upaya ini juga Asosiasi Terapis Pijat mendukung program pengembangan kapasitas yang dilakukan di Universitas Teknologi Sydney. Hughes juga mendesak agar MRFF turut memberikan kontribusi dalam usaha penelitian ini. Namun sejumlah kalangan yang skeptis dengan terapi komplementer termasuk John Dwyer, profesor emeritus professor di bidang Kedokteran dari universiitas NSW menilai tidak ada manfaatnya mengalokasikan dana riset untuk sektor terapi komplementer. "Kebanyakan dari terapis pijat hanyalah mempraktekan sesuatu yang sudah lebih dahulu memiliki bukti yang menunjangnya, seperti membantu merehabilitas orang setelah terluka dan mereka mengatakan kalau mereka dapat memijat sistem imun tubuh mereka untuk memperbaiki kualitasnya dan sebagainya," kata Professor Dwyer. "Jadi sama sekali tidak ada alasan untuk mengeluarkan uang satu sen pun untuk riset yang anti-sains. ini bertentangan dengan pengetahuan mengenai cara kerja tubuh kita," Menurut Dwyer dana riset itu harus digunakan hanya pada hal-hal yang tidak melecehkan ilmu pengetahuan dan sain. Namun Hughes mengatakan dirinya berharap dapat meyakinkan Menteri Kesehatan Sussan Ley untuk mengakomodir desakannya sebagai bentuk dari usaha pemerintah untuk lebih baik dalam mengintegrasikan berbagai macam terapi kesehatan.
BACA JUGA: Benarkah Rokok Elektrik Membantu Seseorang Berhenti Merokok?
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cabai yang Pedas Bisa Jadi Kunci Rahasia Menurunkan Berat Badan