jpnn.com - Rangkaian ibadah haji maupun umrah sudah pasti membuat tubuh cukup lelah. Ada pilihan untuk menge-charge-nya.
Selain asupan makanan yang orang Arab bilang ’’lazeez’’, hotel-hotel luxurious di seputar Masjidilharam menyiapkan fasilitas spa dan pijat untuk memulihkan kebugaran para tamu Allah itu.
BACA JUGA: Menko PMK Beri Kabar Baik soal Kesiapan Fasilitas Ibadah Haji 2017
AMRI HUSNIATI, Makkah
Saat urat kaki kaku setelah tawaf (memutari Kakbah tujuh kali), disambung sai (jalan dan lari-lari kecil dari Bukit Safa ke Marwa, juga tujuh kali), sungguh enak bila dilanjutkan dengan terapi pijat.
BACA JUGA: Menko PMK Tinjau Langsung Kesiapan Ibadah Haji di Arab Saudi
Mau diurut dengan menggunakan balsam, minyak aroma terapi, atau param kocok sekalipun, tinggal pilih.
Nah, kebutuhan khusus jamaah umrah/haji untuk menjaga kebugaran itu sangat disadari manajemen hotel eksklusif di sekitar Masjidilharam. Di Makkah Clock Royal Tower, A Fairmont Hotel, misalnya.
BACA JUGA: Kamar Hotel Bertarif Rp 40 Juta per Malam, Laris Manis
Hunian sewa berbintang lima plus itu menyediakan ruangan untuk spa/pijat. Ada yang privat, seperti di lantai R1-R5 untuk tamu VVIP, ada pula yang bisa dimanfaatkan untuk tamu umum. Tamu yang menginap di hotel dengan 1.618 kamar dan suite itu bisa menjajalnya.
’’Tamu di royal room tak perlu turun ke lantai lain,’’ jelas Hossam Morsi, senior head butler Makkah Clock Royal Tower, A Fairmont Hotel.
Untuk merasakan sentuhan terapis tersebut, manajemen menyediakan kamar khusus dengan pelayanan standar spa internasional.
Tentu saja, terapis yang menangani profesional dan menghindari perbuatan maksiat. Di Makkah, segala sesuatu yang membuka celah kemaksiatan sangat dilarang. Kesucian Makkah sebagai Baitullah atau rumah Allah dipertahankan dengan segala cara.
Pusat kebugaran untuk kaum adam dan hawa diletakkan di sisi hotel yang berbeda. Juga di lantai yang berlainan.
Untuk tamu perempuan, staf hotel yang meng-handle juga perempuan. Mereka berasal dari berbagai negara. Begitu pula dengan spa untuk laki-laki.
Selain pijat, untuk mengusir kepenatan, tamu bisa merasakan jacuzzi, sauna, atau fitness. Untuk jacuzzi, misalnya, pihak hotel memberikan keterangan tertulis secara detail, mulai berapa kadar klorin air yang dipergunakan hingga suhunya.
Sedangkan untuk pijat, tamu bisa request lama yang diinginkan. ’’Boleh pijat kaki saja atau seluruh badan. Kalau sudah dipijat dan segar kembali, ibadah jadi makin semangat,’’ imbuh Ziad Al Hdaithat, group assisstant communication manager.
Spa untuk para tamu Allah juga ada di Raffles Makkah Palace yang masih satu kompleks dengan Makkah Clock Royal Tower. Hanya, yang membedakan, di Raffles ada ice fountain.
Di antara sejumlah terapis yang dimiliki hotel berbintang lima dengan konsep boutique itu, ada wajah-wajah Asia, termasuk dari Indonesia. Di antaranya, Wahyu dan Hari.
Wahyu dari Bogor dan Hari dari Tulungagung. Dua terapis itu menjadi anak buah Eddy Waluyo, manajer spa Raffles Makkah Palace.
Lantaran yang memimpin di ruang spa orang Indonesia, dia memasukkan unsur spa ala Nusantara yang dikombinasikan dengan gaya internasional. Misalnya, di lobi ruang spa ada hiasan kipas-kipas batik.
Juga, rempah-rempah warna-warni di mangkuk yang ditata rapi di lemari hias bertingkat dari kayu. Terlihat eksotis.
’’Kipas itu saya beli di Jogja,’’ tutur pria murah senyum tersebut.
Agar tak penasaran dengan pelayanan spa untuk tamu VVIP, saya dan rombongan dari Indonesia menjajalnya.
Di ruang spa perempuan, dua perempuan berhijab lengkap dengan cadar hitam menutup wajah menyambut hangat.
Kami tidak langsung diminta ganti baju. Namun, dimanjakan dulu dengan minuman pilihan plus kurma berbalur cokelat. Hmmm...mantap.
Setelah itu, barulah kami diminta untuk ganti baju khusus untuk spa. Begitu pula sang terapis perempuan.
Mereka melepas abaya serta hijabnya dan berganti kostum dengan T-shirt untuk mengesankan santai.
Mereka juga memakai sepatu kets. Seperti yang diperlihatkan Ameed, trainer gym Raffles Makkah Palace, ketika bertugas.
Saat itulah terlihat kecantikan wajah para staf di ruang spa tersebut. Namun, kecantikan para terapis tersebut tidak boleh diabadikan lewat kamera, apalagi tanpa hijab.
Khadiza, terapis asal Libya, mempersilakan saya untuk tiduran di ranjang yang dialasi kain katun putih harum. Lampu ruangan massage dibikin agak temaram.
Ditambah lagi suara alam, cericit burung, dan air terjun. Suasananya benar-benar membuat nyaman.
’’Banyak tamu hotel yang suka pijat di sini. Kebanyakan setelah capek tawaf dan sai, lalu dilanjutkan shopping,’’ tutur Khadiza yang sudah dua tahun menjadi terapis di hotel itu.
’’Kalau mau enak, paling tidak pijatnya satu jam,’’ lanjut perempuan berdarah Libya-Saudi itu.
Selain fasilitas spesial untuk tamu perempuan dan pria, Raffles menyediakan tempat bermain untuk anak-anak. Jadi, ketika ayah atau ibunya sedang spa atau pijat, anak-anaknya bisa bermain sepuasnya di tempat bermain yang lapang dan menyenangkan.
’’Jadi, ibunya bisa benar-benar fresh setelah keluar dari ruangan kebugaran ini,’’ ujar Ameed. (*/c10/ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluarga Densus 88 Diberi Jatah Haji, Suhardi Apresiasi Arab Saudi
Redaktur & Reporter : Soetomo