Terapkan Teknik Monorel untuk Terapi Kanker Otak

Selasa, 18 Februari 2014 – 20:02 WIB

jpnn.com - NEW YORK - Monorel ternyata bukan hanya teknik yang bermanfaat untuk mengurai kemacetan. Para ahli kesehatan di Georgia, Amerika Serikat justru menggunakan istilah teknik serupa untuk mengembangkan terapi bagi kanker otak.

Mereka mengklaim berhasil mengembangkan terapi kanker otak yang diberi nama "monorel" untuk mengangkut sel-sel ganas kanker ke bagian tubuh yang lain. Dalam penelitian itu ilmuwan membuat jalur alternatif seperti halnya teknik monorel untuk sel-sel kanker.

BACA JUGA: Orang Singapura Makin Doyan Ngeseks

"Dalam kasus kanker otak, sel-sel kanker biasanya memanfaatkan syaraf dan pembuluh darah untuk menginvasi otak. Fakta ini dimanfaatkan para ahli untuk membuat serat nano yang lebih tipis dari rambut manusia untuk membuat jalur alternatif bagi sel-sel kanker ini," ujar Profesor Ravi Bellamkonda dari Institut Teknologi Georgia seperti dikutip BBC dari jurnal Nature Materials, Senin (17/2).

Melalui uji coba teknologi serat nano pada binatang, para ahli menemukan tumor yang bisa dikecilkan dengan memindahkan sel-sel melalui "jalur monorel alternatif" tersebut. Pada tikus-tikus yang dipasangi serat nano, ukuran tumor mengecil hingga 93 persen.

BACA JUGA: Ibu Hamil Merokok, Anak Berpotensi Homoseksual

"Sel-sel kanker biasanya menggunakan 'monorel' ini untuk pindah ke bagian-bagian di tubuh. Dengan menyediakan jalur 'monorel' alternatif, kami bisa memindahkan tumor ke bagian tubuh yang lain sesuai dengan keinginan kita," tambahnya.

Bellamkonda mengatakan bahwa teknologi ini memungkinkan dokter memindahkan lokasi tumor ke bagian tubuh yang lebih mudah untuk dioperasi.

BACA JUGA: Cairan untuk Sperma Berenang Pengaruhi Kesehatan Keturunan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pernah memperingatkan ancaman ledakan penderita kanker beberapa tahun mendatang. Jumlah kasus kanker diprediksi akan mencapai 24 juta pada 2035. Namun, separuhnya bisa dicegah jika dilakukan budaya hidup sehat.

14 juta orang setiap tahunnya didiagnosa dengan kanker. Tapi angka itu diprediksi akan naik 19 juta pada 2025, menjadi 22 juta pada 2030 dan 24 juta pada 2035. Di sisi lain, negara-negara berkembang akan merasakan dampak dari kasus-kasus ekstra. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jauhi Rokok untuk Tekan Potensi Katarak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler