Para penumpang maskapai penerbangan ‘Scoot’ dari Singapura ke Perth kemungkinan telah terpapar virus campak. Salah seorang penumpang didiagnosa menderita penyakit itu setelah kembali ke rumah.
Penumpang itu tiba di Perth pada hari Minggu (11/1) sekitar pukul 06:00 sore, dengan maskapai ‘Scoot’ TZ 8 dari Singapura.
BACA JUGA: ANU dan Universitas Canberra Kurangi Jatah Kursi Mahasiswa Lokal
Departemen Kesehatan Australia Barat telah memperingatkan para penumpang di pesawat itu, terutama yang duduk di dekat baris 43, bahwa mereka berpotensi terkena campak.
BACA JUGA: Ternyata, Buaya Tak Tertarik Serang Manusia Jika Sedang Cari Pasangan
Area lain yang membuat para penumpang terpapar virus campak adalah terminal kedatangan di Bandara Interasional Perth pada 11 Januari antara pukul 6:15-7:00 petang; dan area bermain anak-anak yang berdekatan dengan ‘Vale Shopping Centre’ di wilayah Canning Vale antara pukul 6:30-7:30 malam pada tanggal 13 Januari.
Selanjutnya, mereka yang berada di Rumah Sakit ‘Forest Lakes’, Thornlie, sekitar pukul 08:45-10:15 pagi pada 14 Januari; dan ruang gawat darurat di Rumah Sakit ‘Armadale Kelmscott Memorial’ sekitar pukul 10:30-11:00 pagi pada 17 Januari, juga beresiko terkena virus campak.
BACA JUGA: Pemerintah Australia Siap Kompromi Loloskan RUU Pendidikan Tinggi
Dalam sebuah pernyataan, Epidemiolog dari Departemen Kesehatan Australia Barat, Dr Gary Dowse, mengatakan, petugas kesehatan masyarakat telah menghubungi sejumlah orang teridentifikasi yang berpotensi terkena, tapi tak mungkin untuk mengidentifikasi semua orang yang berada di tempat-tempat publik.
Ia mengatakan, gejala campak ini termasuk demam serta batuk, pilek, mata kemerahan dan ruam di kulit.
"Siapapun yang berpikir mereka terinfeksi harus melapor dan menyebut kemungkinan lokasi kontak dengan virus campak, sehingga mereka bisa diisolasi setibanya di klinik atau UGD. Ini untuk mencegah penularan ke pasien dan staf lainnya," jelas Dr Gary.
Ia mengutarakan, vaksinasi telah mengeliminasi campak secara alami dari Australia Barat selama lebih dari satu dekade, tetapi kasus khusus dan wabah kecil bisa terjadi akibat wisatawan yang terinfeksi atau penduduk Australia Barat yang kembali dari luar negeri.
"Komplikasi yang mengikuti campak bisa sangat serius dan, pada skala 10% dari kasus yang terjadi, bisa meliputi infeksi telinga dan pneumonia," begitu tulis pernyataan Departemen Kesehatan Australia Barat.
"Sekitar 50% dari kasus yang ada memerlukan rawat inap dan sekitar 1 dari 1.000 orang akan mengalami ensefalitis, atau radang otak," jelas pernyataan tersebut.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Pengawal PM Malaysia Ditangkap di Australia