Terbuka Kemungkinan Gibran Berpasangan dengan Purnomo

Selasa, 28 Januari 2020 – 12:20 WIB
Gibran Rakabuming Raka. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Agus Riwanto mengatakan, tidak terutup kemungkinan Gibran Rakabuming Raka maju sebagai calon wali kota Solo, berpasangan dengan Achmad Purnomo sebagai calon wakil di Pilkada 2020.

"Politik itu kan dinamis, yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin dan yang mungkin bisa menjadi tidak mungkin," kata Agus di Solo, Selasa (28/1).

BACA JUGA: Gibran Berpeluang Melaju di Pilpres 2024 Jika Menang di Solo

Saat ini Gibran Rakabuming Raka dengan Achmad Purnomo tengah bersaing untuk memperoleh rekomendasi dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri agar bisa maju menjadi calon wali kota Solo.

"Sebenarnya siapapun yang menjadi wali kota itu sah-sah saja. Bahkan kalau disandingkan, maka dua nama ini akan menjadi lebih kuat karena latar belakang yang berbeda," katanya.

BACA JUGA: Alasan PDIP Belum Putuskan Gibran Menjadi Calon Wali Kota Solo

Gibran dan Purnomo mewakili dua kelompok yang berbeda. Gibran lebih ke kalangan milenial, sedang Purnomo yang saat ini masih menjabat sebagai Wakil Wali Kota Surakarta mewakili kelompok masyarakat yang lebih memilih sosok berpengalaman.

"Ini kombinasi yang baik. Bisa saling melengkapi," katanya.

BACA JUGA: Lihat Hasil Kerja Anak Buah Anies, Ketua DPRD DKI Menyesal Setujui Anggaran Revitalisasi Monas

Terkait dengan sikap DPC PDIP Surakarta yang saat ini bersuara bulat mengusung pasangan Achmad Purnomo-Teguh Prakoso, ia menilai ke depan harus lebih luwes dalam bernegosiasi.

"PDIP memang bulat, tetapi dalam politik kan tidak bisa dapat semuanya. Mereka dapat satu saja seharusnya sudah bisa menerima. Hanya memang yang perlu dipastikan adalah solidaritas DPC di bawah DPP," katanya.

Yang harus diwaspadai adalah jangan sampai PDIP salah langkah. Menurut dia, jika hal itu terjadi maka bisa berdampak pada pecahnya partai berlambang banteng tersebut.

"Kita tahu bahwa musuh PDIP itu bukan partai lain tetapi kelompok mereka sendiri. Jadi harus ada solidaritas, jika tidak maka bisa jadi kader justru akan lebih memilih untuk golput, membiarkan, dan akhirnya berujung pada perpecahan," katanya. (antara/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler