jpnn.com, TANGSEL - Universitas Terbuka (UT) terbukti menelorkan banyak guru PNS. Dari 1,3 juta guru PNS, sebanyak 60-70 persen merupakan lulusan UT. Hal inilah yang membuat DPR RI menggandeng UT dalam membuat kajian akademik tentang revisi UU Guru dan Dosen.
"Jadi UT sangat signifikan melahirkan guru S1 di Indonesia, jumlahnya sangat banyak. Kalau sekarang ada sekitar 1,3 juta guru SD tersebar, mungkin sekitar 60-70 persen lulusan UT, sehingga sangat penting bagi pemerintah dan DPR bermitra dengan UT untuk memikirkan hal-hal terkait kebijakan atas guru dan dosen, terutama guru," tutur Rektor UT Prof Ojat Darojat menanggapi rencana revisi UU Guru dan Dosen, Minggu (30/9)
BACA JUGA: Universitas Terbuka jadi Leader Online Learning
Prof Ojat mengungkapkan, dalam seminar mengenai urgensinya revisi UU Guru dan Dosen yang digelar Badan Keahlian (BK) DPR RI serta UT pada 25 September, ada usulan untuk memisahkan keduanya. Alasannya guru dan dosen memiliki tupoksi yang berbeda. Namun, ini masih didalami pada seminar berikutnya.
"Memang kemarin kami telah melaksanakan seminar kerja sama UT dengan BK DPR RI, terkait urgensi revisi UU Guru dan Dosen.
BACA JUGA: Disporseni Jadi Ajang Pertemuan Mahasiswa UT Se-Indonesia
Nah, seiring dengan kemajuan di masyarakat, BK melihat undang-undang ini harus dikaji kembali," ucapnya.
Apakah memang ada hal yang perlu ditingkatkan, misalnya terkait kompetensi, kesejahteraan guru. Bagi BK, menurut Prof Ojat, kerja sama dengan UT sangat diperlukan. Karena UT selama ini telah menjadi mitra penting bagi pemerintah dalam membantu meningkatkan kompetensi para guru.
BACA JUGA: Menristekdikti Sebut Mahasiswa UT Milenial, Ini Buktinya
UT diberi kepercayaan pemerintah sejak 1990, untuk menyelenggarakan program penyetaraan kualitas PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar). Itu berlangsung sampai 2003. Kemudian diminta pemerintah untuk membuka program S1-PGSD tahun 2003. Setelah itu lahir UU No 14 tahun 2005 tentang UU Guru dan Dosen, yang mau dipublikasikan pada Desember, di mana semua guru harus S1.
"Nah, tidak ada pilihan lain bagi semua guru terutama bagi mereka yang tinggal di daerah pinggiran meningkatkan kualifikasinya kecuali di UT karena hanya UT yang bisa menjangkau mereka.
Kenapa, karena mereka harus meningkatkan kualifikasinya tanpa harus meninggalkan anak didiknya. Mereka berbondong-bondong ke UT, sehingga mulai 2005 - 2010 banyak guru yang mengikuti kuliah di UT," paparnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Universitas Terbuka jadi Favorit Guru PNS dan Honorer
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad