jpnn.com, LAMPUNG - jpnn.com - Jefri Sanjaya warga Sidomulyo Lamsel, salah satu terduga teroris yang ditangkap Tim Densus 88 Mabes Polri sebelum meninggalkan rumah ternyata menulis surat wasiat kepada orangtuanya.
Menurut Camat Sidomulyo Lamsel, Afendi,SE, sepekan sebelum meninggalkan rumahnya di Dusun IV, Desa Siringjaha, Kecamatan Sidomulyo, Jefri telah menulis surat wasiat yang isinya bahwa Jefri pergi untuk berjihad.
BACA JUGA: Densus 88 Tangkap Warga Lampung di Sulteng
”Ada surat wasiat yang ditulis Jefri ditujukan kepada majikan dan kedua orang tuannya. Inti isi suratnya minta maaf kepada orangtua dan majikannya kalau Jefri ingin hijrah dan berjihad,” ungkap Afendi seperti diberitakan Radar Lampung (Jawa Pos Group) hari ini.
Surat wasiat tersebut diketahui saat majikannya berinisiatif membongkar lemari pakaian milik Jefri yang sebelumnya meminta izin kepada orangtuanya.
BACA JUGA: Polri Bantu Malaysia Ungkap Jaringan Teroris
”Jefri ini kan tinggal di toko Palmerah Jakarta milik majikannya. Pas menghilang itu, majikannya menghubungi orangtua Jefri untuk meminta izin membongkar lemari Jefri. Pas dibongkar itu ternyata majikannya menemukan surat wasiat yang ditujukan kepada majikan dan kedua orang tuannya,” bebernya.
Surat wasiat yang sepuluh lembar itu salah satu isinya bahwa Jefri ingin menyerukan jihad yang telah dicita-citakannya yakni Sahid.
BACA JUGA: Seorang Pria Ditangkap Terkait Teror Bom Panci Bandung
”Panjang mas isi suratnya. Intinya Jefri itu ingin sahid dan berjihad,” katanya.
Dia menjelaskan, Jefri yang hanya lulusan MTS itu merantau dan bekerja menjadi pelayan toko bangunan di daerah Palmerah, Jakarta.
Dimana, anak ke tiga dari enam bersaudara tersebut terakhir kali menghubungi pihak keluarga pada hari Sabtu (4/3).
”Pas menghubungi keluarganya itu, besokmya keberadaan Jefri nggak diketahui pihak keluarga maupun majikan tempatnya bekerja. Terakhir telepon malam minggu, tanyakan kabar keluarga,” .
Pada hari Minggu (5/3) Majikan Jefri yang berada di Jakarta menghubungi orang tua Jefri menanyakan keberadaan Jefri. Hal itu dikarenakan Jefri pada saat itu tidak bekerja dan pamitan mengunjungi rumah uwaknya.
”Kata majikannya, Jefri pamitan ke rumah uwaknya, tapi setelah orangtuanya menghubungi uwak dan paman serta keluarga yang lain. Ternyata uwaknya nggak tahu tahu keberadaannya, dari situ mereka mencari keberadaan Jefri,” ujarnya.
Afendi menambahkan, berdasarkan keterangan orangtuanya yang bernama Jamian, Jefri berangkat ke rumah uwaknya membawa tas berisikan satu kain sarung, satu baju dan Al Quran.
”Jefri kan pamitan sama majikannya, majikannya itu melihat Jefri bawa tas,”pungkasnya.(yud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kerja Sama Internasional Kunci Perangi Terorisme Global
Redaktur & Reporter : Budi