Setiap tahun, ratusan atlet pria dan perempuan terbaik di Australia pindah ke luar negeri setelah diburu oleh sejumlah universitas Amerika Serikat (AS).

Dalam cabang basket saja, saat ini ada sekitar 300 atlet Australia di Amerika Serikat yang menerima beasiswa.

BACA JUGA: Sekitar 83 Ribu Tiket Pertandingan Chelsea Vs Sydney FC Terjual Habis

Lembaga ‘Athletics Australia’ memperkirakan, 60 atlet Australia yang berlaga di arena dan lapangan telah bergabung dalam eksodus tersebut.


Kim Hallowes, 18 tahun, akan terbang ke luar Australia untuk menjalani beasiswa atletik 4 tahun di Universitas Duke, North Carolina, AS.

BACA JUGA: Kampus ANU di Australia akan Bebas Rokok Mulai Juli 2015

Pelatih kepala di ‘Athletics Australia’, Craig Hilliard, mengatakan, statistik itu mengejutkan.

"Mereka merekrut dengan keras, para pelatih dari sistem perguruan tinggi. Itu tugas mereka, pergi dan merekrut serta mendapatkan berbagai macam atlet di sejumlah pertandingan," tuturnya.

BACA JUGA: UNESCO Tetapkan Situs Warisan Dunia Great Barrier Reef tidak dalam Bahaya

Australia adalah lahan pencarian yang bagus

Para pelatih di kampus asing terus mengintai internet untuk mencari bakat baru.

Atlet yang menunjukkan hasil baik didekati dengan tawaran beasiswa menguntungkan dan sebagai imbalannya mereka diharapkan untuk mewakili perguruan tinggi AS di kompetisi antar-perguruan tinggi yang sangat kompetitif.

Bagi para pencari bakat Amerika, Australia telah terbukti menjadi tanah berburu yang kaya.

Pelari berusia 18 tahun, Kim Hallowes, saat itu masih duduk di bangku SMA ketika rekor waktunya di cabang 800 meter menarik perhatian.

"Kontak pertama saya terjadi ketika saya kelas 2 SMA - saya tiba-tiba mendapat pesan di Facebook. Dan setelahnya, mungkin saya mendapat selusin lebih pesan yang cukup menarik,” ujarnya.

Ia menambahkan, "Pada waktu itu, saya tak pernah mendengar ada orang lain didekati, tetapi setelah saya mulai menanyakan sekitar saya, ternyata itu tak terlalu luar biasa."

Beasiswa AS lebih menarik ketimbang tawaran Australia

Dalam beberapa bulan mendatang, Kim akan terbang untuk menjalani beasiswa atletik empat tahun di Universitas Duke, North Carolina, AS.

Beasiswa senilai 80.000 dolar (sekitar Rp 800 juta) setahun itu mencakup biaya kuliah serta tempat tinggal gratis, uang saku dan tiket penerbangan pulang setiap tahun.

"Saya hanya berharap untuk menikmati diri sendiri, itu akan menjadi pengalaman yang keren, sangat berbeda dengan kehidupan kampus dan segala sesuatunya," utara Kim.

Ia melamar beasiswa atlet di sebuah universitas di Sydney, tapi ditolak.

"Mereka menawarkan saya penggunaan gratis gym tapi itu bahkan bukan terletak di kampus tempat saya belajar nantinya," ungkap atlet berambut ikal ini.

Lembaga ‘Athletics Australia’ memberi bantuan keuangan kepada sekitar 100 atlet bertubuh norman dan berketerbatasan serta kepada 100 atlet lain yang didukung melalui pengembangan bakat.

Pelatih utama, Craig Hilliard, mengakui bahwa akan ada lebih banyak lagi atlet Australia yang keluar negeri.

"Kami tak bisa mendukung semua orang, sesederhana itu. Dana kami terbatas dan kami mencoba untuk mendukung para atlet yang menunjukkan kepada kami kemampuan paling potensialnya dalam periode dua, empat dan enam tahun ke depan," kemukanya.

Dana untuk atlet Australia terbatas

Pelempar cakram Australia berusia 23 tahun yang berlaga di Olimpiade, Julian Wruck, adalah salah satu yang terpilih untuk mendapat bantuan keuangan dari ‘Athletics Australia’.

"Saat ini saya tinggal dengan ibu, tapi jika saya pindah dari rumah saya tak berpikir saya punya cukup untuk biaya hidup," akunya.

Ia baru saja kembali pulang ke Brisbane setelah pelatihan empat tahun dan belajar di Amerika Serikat, dua-duanya di University of California, Los Angeles (UCLA) yang terkenal.

"Segala sesuatu yang mungkin Anda inginkan di sana diusahakan, segala sesuatu yang akademik, semua makanan, apapun makanan yang Anda sukai dan apapun yang atletis," sebutnya.

Ia mengungkapkan, "Orang Amerika menyukai olahraga mereka, khususnya olahraga di perguruan tinggi, atlet pasti mendapatkan status yang istimewa."

Julian mengatakan, berjalan di sekitar kampus mengenakan kemeja UCLA ‘benar-benar berarti’.

"Semua siswa lain sungguh 'Wow!’ dan semacamnya. Terutama atlet sepak bola Amerika dan basket- olahraga yang membawa uang besar untuk kampus- mereka terlihat seperti raja dan ratu," sebutnya.

Julian adalah salah satu dari beberapa atlet berprofil tinggi di tim atletik Australia yang telah menjalani pelatihan di Amerika Serikat.

Lembaga ‘Athletics Australia’ melihat hal itu sebagai sebuah solusi 'win-win' atau sama-sama menguntungkan untuk cabang olahraga itu, dengan atlet yang pulang kembali bergabung dengan tim nasional.

"Selama bertahun-tahun kami telah memiliki sejumlah atlet yang sudah sangat sukses di kompetisi perguruan tinggi Amerika dan mereka telah melakukan dengan sangat baik untuk Australia," kata Craig Hilliard.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Orang Tua Disarankan Pindahkan Anak dari Sekolah Islam Bermasalah di SA

Berita Terkait