Terima Amplop, Menteri Mengundurkan Diri

Jumat, 29 Januari 2016 – 08:38 WIB
Akira Amari. Foto: AFP

jpnn.com - TOKYO – Menteri Perekonomian Jepang Akira Amari mengundurkan diri, kemarin (28/1) karena dituduh menerima suap. Itu menjadi pukulan telak bagi Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe yang sedang sibuk meluncurkan kesepakatan dagang Trans-Pasifik.

Pengunduran diri Amari mengakhiri rumor miring tentang sekutu dekat Abe tersebut. Selama sekitar sepekan terakhir, politikus 66 tahun itu diberitakan telah menerima suap dalam sebuah proyek pembangunan. Kabarnya, Amari mengantongi uang panas senilai 12 juta yen atau setara dengan Rp 1,4 miliar yang diberikan perusahaan konstruksi sebagai upeti.

BACA JUGA: Empat Prajurit Wanita TNI Hadiri Hari Tentara Wanita UN

Berita yang kali pertama disebarluaskan majalah mingguan ibu kota itu mengguncang stabilitas pemerintahan Abe. Amari disebut tidak menerima suap tersebut sendirian, tapi bersama dengan salah seorang stafnya. Setelah selama sepekan bungkam, tokoh Partai Demokratik Liberal (LDP) itu akhirnya mengambil sikap. Dia memilih mundur dari kursi menteri sambil membantah segala tuduhan. 

’’Jika itu benar, saya tidak hanya telah mengorbankan harga diri saya sebagai politikus, tapi juga sebagai manusia. Saya tidak pernah melakukan seperti apa yang dituduhkan,’’ papar Amari dalam jumpa pers yang disiarkan ke seluruh penjuru Negeri Sakura kemarin. 
Setelah menyampaikan keputusannya untuk mundur, dia meminta maaf kepada publik Jepang atas skandal yang melibatkan dirinya itu.

BACA JUGA: Malindo Air, Singa Terbang di Antara Dua Raksasa

Dalam kesempatan tersebut, Amari mengklarifikasi pemberitaan Shukan Bunshun tentang suap itu. Dia memang mengaku menerima amplop dari perusahaan konstruksi yang disebutkan majalah tersebut. Amplop yang berisi uang itu dikirimkan ke kantornya. Dia lantas memerintah sekretarisnya mengembalikan amplop berisi uang tersebut ke perusahaan yang mengirimnya. 

Tapi, perusahaan itu menolak menerima kembali uang yang sudah diberikan kepada Amari. Karena itu, dia lantas memerintah sang sekretaris memasukkan uang tersebut ke pos dana politik, sesuai aturan yang berlaku. Tapi, si sekretaris yang tidak disebutkan namanya itu malah menggunakan sekitar 3 juta yen (sekitar Rp 350 juta) untuk keperluan pribadinya. 

BACA JUGA: Beasiswa Kuliah, Syaratnya: Masih Perawan

Menurut Shukan Bunshun, perusahaan tersebut sengaja mengirimkan upeti kepada Amari agar sang menteri membantu sengketa yang mereka hadapi. Saat itu, perusahaan tersebut terlibat permasalahan dengan agensi perumahan rakyat yang mengalami kerugian karena proyek pembangunan jalan yang sedang dikerjakan perusahaan penyuap itu. Sebab, proyek jalan tersebut merusak bangunan di perumahan. 

Kemarin Amari tidak mau bercerita detail tentang kasus itu. Tapi, selain mengaku menerima amplop berisi uang yang lantas disalahgunakan sekretarisnya tersebut, dia juga mengaku bertemu dengan para petinggi perusahaan konstruksi itu. Konon, mereka bertemu dalam jamuan makan malam istimewa. Seorang petinggi perusahaan mengklaim Amari menerima amplop dalam jamuan tersebut. 

Bagi Abe, pengunduran diri Amari adalah sesuatu yang serius. Sebab, menteri perekonomian itu merupakan salah satu pilar dalam skema perdagangan masif Trans-Pasifik yang sedang disempurnakan Abe tersebut. Karena itu, pemimpin 61 tahun tersebut langsung menunjuk Nobuteru Ishishara sebagai pengganti Amari. (AFP/Reuters/hep/c23/ami)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... ISIS Penggal Kepala Aktivis Media di Depan Umum


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler