Terima MPT KAHMI, Bamsoet Dukung Berdirinya Universitas Insan Cita Indonesia

Kamis, 12 Agustus 2021 – 15:50 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) saat menerima delegasi MPT HAKMI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (12/8). Foto: humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI sekaligus Dewan Pakar Korps Alumni Himpunan Mahasiswa (KAHMI) Bambang Soesatyo (Bamsoet) merasa bangga bangga atas lahirnya Universitas Insan Cita Indonesia (UICI), sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1183/M/2020 tentang Izin Pendirian UICI.

UICI yang didirikan oleh KAHMI melalui Majelis Pendidikan Tinggi KAHMI (MPT KAHMI), memiliki empat program studi, yakni Bisnis Digital, Sains Data, Komunikasi Digital, dan Informatika. Perkuliahan tahun ajaran 2021/2022 akan dimulai pada pertengahan September 2021. Tercatat lebih dari 1.500 mahasiswa akan menjadi angkatan pertamanya.

BACA JUGA: Perkenalkan Kampus Digital, UICI Gelar Grand Launching Pada 22 Juli

"Lahirnya UICI merupakan bentuk gotong royong keluarga besar KAHMI menjalankan amanat konstitusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa," ujar Bamsoet usai bertemu MPT KAHMI, di Jakarta, Kamis (12/8/21).

Sekaligus, katanya, menandakan era baru dalam pemajuan pendidikan di Indonesia melalui Digital Integrated Learning System (DILS), menjadikan UICI sebagai universitas digital pertama di Indonesia yang mengintegrasikan Digital Simulator Teaching Learning System (DTLS), Virtual Reality (VR), dan Augmented Reality (AR).

BACA JUGA: Kubu Habib Rizieq Tanggapi Kerumunan saat Bagi-bagi Sembako Jokowi, Jleb!

"Sehingga mahasiswa bisa belajar dari mana saja, kapan saja, dan dengan sarana apa saja," lanjut Bamsoet.

Turut hadir jajaran MPT KAHMI, antara lain Wakil Ketua Raviq Karsidi, Sekretaris Subandriyo, Wakil Bendahara Mashudi, dan Anggota Siti Zuhro. Hadir pula Rektor UICI Laode M Kamaludin, dan Anggota DPR RI yang juga pengurus KAHMI Darul Siska.

BACA JUGA: AKBP Doni Mendapat Laporan dan Kiriman Video, Anak Buahnya Langsung Bergerak

Mantan ketua DPR itu menjelaskan, selain unggul dalam teknologi, UICI juga mengusung filosofi dasar integrasi budaya ligital, keagamaan, dan keindonesiaan. Sehingga, lulusan UICI bakal menjadi generasi yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki karakter kreatif dan inovatif yang bernafaskan keagamaan (Islam).

"Untuk menyiapkan lulusan yang berdaya saing global, UICI memberi pengalaman mahasiswa dengan kompetensi digital, kesempatan double degree, seminar, workshop, dan kompetisi. Baik ditingkat nasional hingga internasional," beber Bamsoet.

Waketum Golkar itu menerangkan bahwa UICI menggunakan sistem pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp 2,5 juta yang dibayar setiap awal semester. Biayanya sangat terjangkau dan tidak memberatkan mahasiswa.

Data Kemendikbudristek mencatat per tahunnya, dari sekitar 2 sampai 3 juta lulusan SMA dan SMK, hanya sekitar 38 persen atau sekitar 4.700 siswa yang bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Padahal, kata Bamsoet, Indonesia dalam periode menyongsong puncak bonus demografi.

"Ketersediaan sumberdaya manusia berkualitas menjadi tumpuan bagi suksesnya pembangunan nasional. Kehadiran UICI menjadi solusi agar anak bangsa bisa lebih banyak mendapatkan kesempatan mengakses pendidikan tinggi yang terjangkau," ujar Bamsoet. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Bamsoet   KAHMI   MPR RI   UICI  

Terpopuler