Departemen Imigrasi Australia mengukuhkan terjadinya 'kerusuhan' di pusat tahanan imigrasi di Christmas Island menyusul meninggalnya seorang tahanan di akhir pekan.
Ada laporan bahwa para petugas keamanan meninggalkan pusat tahanan dan pagar di pusat tahanan tersebut dirusak.
BACA JUGA: Ilmuwan Australia Terima Bantuan Rp 100 Miliar untuk Teliti Obat Malaria
Departemen Imigrasi mengatakan tidak adanya laporan mengenai yang luka, dan 'Departemen dan penyedia jasanya bekerja bersama untuk menyelesaikan masalah".
Mereka mengatakan jumlah kerusakan masih belum diketahui dengan pasti.
BACA JUGA: Pemain Asal Darwin Ungkap Skandal Federasi Bola di Timor Leste
Petugas keamanan dilaporkan sudah meninggalkan Pusat Tahanan Imigrasi di Cristmas Island. (Hayden Cooper: ABC News)
Kerusuhan terjadi setelah meninggalnya seorang tahanan Kurdi asal Iran yang melarikan diri hari Sabtu. Mayatnya ditemukan hari Minggu.
BACA JUGA: Video Buaya Mati yang Terjaring Pukat Hebohkan Warga Australia Barat
Seorang anggota parlemen Selandia Baru Kelvin Davis mengatakan dia mendapat laporan bahwa para tahanan 'sekarang menguasai pusat tahanan."
"Saya mendengar bahwa petugas keamanan keluar dari sana, pagar dirubuhkan, dan para tahanan yang sebelumnya ditempatkan terpisah sekarang bergabung dengan para tahanan utama." katanya kepada ABC.
"Beberapa diantara mereka sudah berada di sana selama empat sampai lima tahun, dan jelas sekali, banyak yang sudah tidak tahan lagi karena mereka diperlakukan seperti binatang, dan mereka sekarang menggigit." kata Davis.
Davis mengatakan para tahanan di sana memberitahu dirinya bahwa mereka marah dengan apa yang mereka anggap "usaha menutup-nutupi" atas kematian tahanan Iran tersebut.
Davis berharap pihak berwenang akan berunding dengan tahanan untuk meredakan ketegangan, dan bukannya melakukan tindak kekerasan .
"Para tahanan ini khawatir dengan nasib mereka." katanya.
"Saat ini, lampu dimatikan. Ada sekitar 60 tahanan berada di lapangan, dan 60 lainnya berjalan-jalan di sekitar lokasi."
Seorang wanita asal Perth, Megan Mulheisen mengatakan tunangannya, yang sedang ditahan di sana sebelum dideportasi ke Slovakia, memperkirakan bahwa para tahanan hendak membakar pusat tahanan tersebut.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasca Abu Anak Rinjani, Penerbangan Australia Dari dan Ke Bali Mulai Beroperasi