Terjebak di Rumah, Warga Kampung Melayu Gagal Dievakuasi

Senin, 13 Januari 2014 – 13:13 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Kerugian korban banjir di Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, tak hanya materi. Memasuki hari kedua, sejak rumah mereka ditenggelamkan luapan kali Ciliwung, warga belum dapat makanan di pengungsian.

 

BACA JUGA: Satu Meninggal di Bidara Cina

Zainal Arifin (39), warga RT 008 RW 003 Kampung Melayu, bersama kakaknya Maryasih, mengungkapkan sudah berada di pengungsian sejak pukul 22.30 WIB, Minggu (12/1) malam. Meski dapat tempat berlindung di kantor Suku Dinas Kesehatan (Sukdinkes) Jaktim, namun Zainal Arifin dan pengungsi lainnya belum dapat bantuan makanan.

 

BACA JUGA: KSPI: Jokowi dan Fans Jangan Cari Kambing Hitam

"Boro-boro makan Pak, kita juga mikir keluarga yang terjebak di dalam," kata Zainal saat ditemui JPNN.com di pengungsian, Senin (13/1).

Menurutnya, komunikasinya dengan keluarga terputus saat mencari pertolongan. Hingga kini Zainal belum bisa menghubungi anaknya yang baru berumur 2 hari. Ia juga belum bisa kembali ke rumah karena air terus naik.

BACA JUGA: Camat Klaim Penanganan Pengungsi sudah Baik

Hal serupa dikatakan Sukriyah, yang datang bersama anak dan cucunya ke pengungsian di Kantor Sukdinkes Jaktim. Saat Sukriyah hanya bisa mengkonsumsi roti yang dibeli sendiri.

"Belum makan Mas sejak tadi malam (di rumah), ini anak saya (lagi hamil) juga belum makan," kata Syukriyah, dengan suara pelan.

Diakui Sukriyah, dirinya baru tiba di pengungsian itu pukul 10.00 WIB pagi tadi karena rumahnya di RT 17 RW 003, Kampung Melayu, air sudah naik ke lantai dua, Ia akhirnya memaksakan diri menerobos banjir.

"Tadi keluar pakai perahu karet, lalu naik boat," kata Sukriyah yang mengaku tidak sempat membawa pakaian sehelai pun pakaian kecuali yang ada di badannya.

Sementara itu, Maryasih, warga RT 09 RW 003, Kampung Melayu, menyebutkan banyaknya warga yang terjebak banjir disebabkan informasi yang mereka terima simpang siur. Banjir, kata dia, juga datang tiba-tiba.

"Semalam simpang siur, katanya air belum begitu tinggi, tahu-tahu sudah merendam kampung. Jadi banyak yang kejebak di dalam belum bisa keluar," sebutnya.

Untuk bisa keluar dari kawasan itu, lanjut Maryasih, perahu boat Tim SAR harus melewati arus deras kali Ciliwung. Sebab, perahu boat tersebut tidak bisa melewati gang sempit perkampungan.

"Harus lewat Kali Ciliwung, kalau lewat gang gak bisa karena perahunya besar," tandasnya. (Fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bayi Umur Dua Hari Terjebak Banjir di Kampung Melayu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler