jpnn.com - SURABAYA - Rencana program pendampingan dai untuk PSK Dolly dan Jarak akan direalisasikan. Dinas sosial (dinsos) sudah menyiapkan 70 dai untuk memberikan pencerahan dan pengetahuan agama kepada PSK di dua lokalisasi tersebut.
"Untuk sementara, 70 dai itu yang bisa diterjunkan ke sana. Program tersebut sudah kami sosialisasikan ke Kecamatan Sawahan," kata Kepala Dinsos Supomo.
BACA JUGA: Produsen Tahu dan Tempe di Jember Mogok Masal
Sejumlah dai tersebut diambil dari lingkungan di sekitar Dolly dan Jarak. Yakni, Kelurahan Putat Jaya, Banyu Urip, dan Pakis. "Kami ambil tokoh agama di sekitar Dolly dan Jarak. Tujuannya, para dai lebih memahami permasalahan PSK," lanjutnya.
Sebelum bertugas, 70 dai itu diberi pembekalan oleh dinsos. Pembekalan tersebut berupa keterampilan dalam menjahit maupun salon. Dengan begitu, para dai itu tidak hanya memberikan pencerahan bidang agama. Tapi, juga membekali PSK dengan keterampilan yang menunjang kehidupannya. "Harapannya, semua PSK bisa beralih profesi," kata Supomo.
BACA JUGA: Harga Garam Anjlok, Mengadu ke DPRD
Sementara itu, Camat Sawahan Muslich Hariadi mengaku sudah mendapatkan surat dari dinsos. Dalam waktu dekat, pihaknya mengirim ke-70 dai itu ke dinsos untuk mendapatkan pembekalan. "Secepatnya para dai tersebut dihubungi. Dengan begitu, mereka bisa segera bertugas," ujar Muslich.
Dia mendukung program itu. Sebab, berdasar survei yang dilakukan kecamatan, hasilnya menggembirakan. Yakni, sebanyak 23 persen PSK di Dolly dan Jarak setuju jika pemkot menutup lokaliasi tersebut. Yang tidak setuju, jumlahnya 77 persen dan yang abstain alias tidak memilih hanya 2 persen. ''Ternyata banyak PSK yang ingin lokalisasi ditutup,'' katanya.
BACA JUGA: Efek Kasus Dul, 100 Pelajar Kena Tilang
Berdasar survei tersebut, diketahui bahwa para PSK juga berharap pemkot memberikan pelatihan sebelum penutupan. Sebanyak 19 persen menghendaki keterampilan menjahit, 17 persen tata boga, 29 persen ingin pandai berdagang, dan 13 persen ingin memiliki keterampilan sebagai peñata rambut.
Sedangkan 22 persen tidak memilih. Gaji yang diinginkan PSK rata-rata di atas Rp 2 juta per bulan. "Dengan pendampingan dari tokoh agama, tidak mustahil ke depan semua PSK setuju jika lokalisasi itu ditutup," kata Muslich.
Dia mengakui, masih banyak yang berat jika Dolly dan Jarak ditutup. Sebab, tidak sedikit warga yang meraup untung dari lokalisasi tersebut. Mereka rata-rata bekerja sebagai penjual makanan, toko kelontong, parkir, dan laundry.
Pihak pemkot akan memberikan bantuan modal bagi warga. Selain itu, jika pemkot jadi membangun Dolly dan Jarak menjadi pusat bisnis, akan ada sentra usaha di sana. "Tempat itu pasti akan ramai," ujarnya. (aph/c17/ai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerebek Penampungan, Temukan 20 TKI Ilegal
Redaktur : Tim Redaksi