Terkait Testimoni Gubernur The Fed, Akankah Bawa Angin Segar untuk Kurs Rupiah?

Rabu, 24 Maret 2021 – 12:20 WIB
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap USD yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (24/3), diprediksi stabil.Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap USD yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (24/3), diprediksi stabil.

Rupiah dibuka menguat dua poin atau 0,01 persen ke posisi Rp 14.409 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.407 per USD.

BACA JUGA: Kurs Rupiah Menguat Selasa Sore, Ternyata Ini Penyebabnya...

Analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail menilai, kurs rupiah kemungkinan akan stabil usai testimoni Gubernur bank sentral AS The Federal Reserve Jerome Powell semalam.

"Naiknya indeks USD dan melemahnya yield US treasury kemungkinan akan mendorong stabilnya rupiah. Melemahnya harga minyak dunia Brent sebesar enam persen karena kekhawatiran kembali lockdown-nya Jerman kemungkinan dapat membantu stabilnya rupiah hari ini," kata dia dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.

BACA JUGA: Ahli Prediksi Kurs Rupiah Bisa Menguat Seiring Turunnya Imbal Hasil Obligasi

Ahmad menjelaskan, imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun kemungkinan turun ke level 1,58 persen.

Dia menyebutkan, imbal hasil obligasi AS kemungkinan akan kembali tertekan di tengah kekhawatiran perbaikan ekonomi di tengah kembalinya kenaikan kasus di Eropa.

BACA JUGA: Tipis, Penguatan Kurs Rupiah Masih Dibayangi Imbal Hasil Obligasi AS

"Para pelaku pasar juga masih menanti data Personal Consumption Expenditures (PCE) AS Februari pada Jumat ini," kata dia.

Ahmad juga menyebutkan, imbal hasil obligasi AS kini stabil di level 1,6 persen dan cenderung tertekan pasca-naik di atas 1,7 persen.

"Pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell dan Menteri Keuangan AS Janet Yellen di hadapan U.S. House Committee on Financial Services tadi malam meredakan kenaikan imbal hasil obligasi AS," papar dia.

Menurut Ahmad, Powell berujar bahwa perbaikan ekonomi AS sudah berada di jalur yang benar. Namun, sektor ekonomi yang terdampak akibat Covid-19 belum benar-benar pulih dan tingkat pengangguran di AS masih cukup tinggi.

"Pernyataan Powell tersebut meredakan kenaikan yield US treasury," ujar Ahmad.

Ahmad menuturkan indeks USD kemungkinan menguat ke level 92,5 hari ini di tengah kekhawatiran kembali diberlakukannya lockdown di Jerman. Hal itu, kata dia, dapat menekan mata uang EUR terhadap USD.

"Terlebih Kasus harian Covid-19 kembali melonjak di Eropa di tengah keterbatasan vaksin," ujar Ahmad.

Nilai tukar rupiah terhadap USD dengan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) diperkirakan stabil ke level Rp 14.400 per USD.

Pada Selasa (23/3) lalu, rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp 14.397 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.407 USD. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler