Terkait Tumpahan Minyak, Pertamina Tingkatkan Komunikasi dengan Warga Sekitar

Rabu, 31 Juli 2019 – 14:02 WIB
Sumur gas di area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ). Foto dok Pertamina

jpnn.com, KARAWANG - PT Pertamina sampai saat ini terus meningkatkan komunikasi dengan warga, terutama di desa-desa yang terdampak insiden sumur YYA-1 ONWJ di Karawang.

“Komunikasi terus dilakukan, tidak hanya melalui pertemuan formal tetapi juga nonformal. Dan itu sangat positif, apalagi respons Pertamina juga sangat baik dalam komunikasi tersebut,” ujar Sekretaris Desa Pusakajaya Utara Kecamatan Cilebar, Hendri Dzikrifauzi di Pantai Mutiara.

BACA JUGA: Nelayan di Karawang Apresiasi Kesigapan Pertamina Tangani Tumpahan Minyak

Menurut Hendri, komunikasi tersebut sangat membantu dalam penanganan insiden karena Pertamina banyak menerima masukan dari warga.

Salah satunya terkait dengan pemberdayaan perahu milik nelayan Pusakajaya Utara untuk mengambil limbah minyak di perairan Pantai Mutiara.

BACA JUGA: Jaraknya Berdekatan dengan Tangkuban Perahu, Gimana Nasib 5 SPBU Pertamina?

Jika sebelumnya Pertamina memberdayakan dua perahu, maka setelah mendapat masukan dari warga, Pertamina akhirnya menambah menjadi tiga perahu.

“Itu yang dari desa ini saja. Dan tidak hanya perahu yang ditambah, tetapi juga jumlah ABK, dari semula hanya empat ABK untuk masing-masing perahu, menjadi lima orang. Dan tentu saja, pemilik perahu dan para ABK yang bekerja membersihkan limbah mendapat upah dari Pertamina,” jelas Hendri.

BACA JUGA: Terkait Tumpahan Minyak, IPLH: Pertamina Sudah Sesuai Prosedur

Penambahan perahu terbukti memang sangat efektif dalam menangani oil spill di perairan. Faktanya, limbah di Pantai Mutiara terus berkurang, termasuk yang sampai ke bibir pantai.

“Respons Pertamina dalam menyikapi usulan warga, adalah bukti mereka sangat tanggap. Dan kami, warga desa, melihat kesungguhan Pertamina dalam mengatasi persoalan tumpahan minyak ini,” jelasnya.

Komunikasi yang dilakukan antara Pertamina dan warga, memang tidak hanya dilakukan melalui pertemuan formal. Sebut saja, pertemuan yang dilakukan di aula Desa Pusakajaya Utara, 25 Juli 2019 lalu.

“Itu yang formal. Sedangkan komunikasi non formal juga terus dilakukan. Karena kami juga memiliki nomor WA dari Pertamina,” jelas Hendri.

Sementara Ketua Rukun Nelayan Desa Sedari, Emong Sunarya menuturkan penanganan limbah minyak bisa segera ditangani karena memang ada komunikasi yang baik. 

Bahkan, komunimasi tidak hanya terjadi kali ini saja ketika terjadi insiden, namun sudah terjalin sejak lama, bahkan sejak Pertamina Hulu Energi mengelola Blok ONWJ sekitar lima tahun lalu. 

“Karena komunikasi memang sudah baik sejak dulu, maka saya sendiri yang menghubungi Pertamina lewat telepon ketika pertama kali limbah sampai ke pantai Sedari. Pertamina juga sangat sigap untuk menangani ceceran limbah," kata Emong.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KLHK: Tumpahan Minyak Pertamina Sudah Sampai Bekasi


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler