Terkuak Kedekatan Ibas-Widodo? Demokrat: Itu Fitnah

Kamis, 21 November 2013 – 23:43 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Departemen Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, DPP Partai Demokrat (PD), Didik Mukrianto yakin bahwa Istana, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan putranya Edhi Baskoro Yudhoyono alias Ibas tidak pernah terlibat kasus SKK Migas. Menurutnya,  berita yang saat ini berkembang hanya fitnah dan penyebaran opini politik yang sesat.

“Saya yakin itu hanya fitnah. Semua orang bisa mengakui memiliki kedekatan dengan orang-orang besar, terlebih dengan SBY. Tukang tipu bisa mengklaim kedekatan itu,” kata Didik Mukrianto, menyikapi beredarnya dokumen pemeriksaan tersangka Deviardi di kalangan wartawan, Rabu (20/11).

BACA JUGA: KPK Cegah Pihak Swasta

Sebuah dokumen menguak kedekatan petinggi Kernel Oil Singapura, Widodo Ratanachaitong dengan Ibas dan Sekretaris Kabinet, Dipo Alam. Dokumen itu merupakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) atas tersangka Deviardi dalam kasus suap SKK Migas.

Didik mengatakan untuk membuktikan apa yang tertulis di BAP itu harus dengan konstruksi hukum. Beredarnya tuduhan kepada SBY dan Istana tidak terlepas untuk tujuan Pemilu 2014. ”Makanya untuk membuktikan itu harus dijawab dengan konstruksi hukum. Bukan opini politik untuk 2014,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikut Konvensi, Dahlan Iskan Tak Mau Terima Sumbangan

Lebih lanjut Didik menyebut korelasi Widodo atau Kernel milik Widodo dengan Edhie Baskoro Yudhoyono hanyalah spekulasi saja dan Widodo sebagai pemain ulung di bidang trading perminyakan.

“Korporasi pemain trading minyak sangat mungkin menjadi bagian kartelisasi perdagangan minyak. Segala daya-upaya serta penguatan eksistensi dengan mencoba melibatkan nama-nama besar mungkin saja dilakukan,” tegasnya.

BACA JUGA: Ikut Tes CPNS di Dua Instansi, Ketahuan dari NIK

Padahal itu ujar Didik, itu hanya tipu-tipu gaya lama. Fakta yang tidak terbantahkan adalah adanya lakon yang memainkan tipu-tipu itu hingga akhirnya tertangkap oleh KPK. Harapan kita, semoga kasus ini mampu mengungkap kartelisasi yang memainkan tipu-tipu gaya lama yang selama ini terjadi termasuk sejak saat BP Migas hingga SKK Migas terbentuk.

“Klaim dan menjual nama termasuk nama Ibas yang dicatut adalah gaya lama para penipu mengingat magnet nama besar Ibas potensial untuk dijadikan alat oleh mereka," imbuhnya. (fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan Janji Tak Khianati Demokrat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler