Terkutuk! Anak Bunuh Ibu Kandung Dengan Kampak

Sabtu, 18 Juni 2016 – 16:17 WIB
Ilustrasi. Foto; AFP

jpnn.com - SANGGAU – Kian banyak saja aksi kekerasan yang dilakukan anak pada ibu kandung. Seperti yang dilakukan Kadri (27). Dia nekat membunuh sang ibu kandung Piyala di Dusun Tapang Sebuloh, Desa Malenggang, Kecamatan Sekayam, Sanggau, Kalimantan Barat, Rabu (15/6).

Kadri tega membunuh Piyala dengan kampak. Korban tewas seketika di lokasi kejadian. Kapolres Sanggau AKBP Donny Charles Go mengatakan, pembunuhan ibu kandung berawal dari makan siang.

BACA JUGA: Maaf...Serambi Makkah Tertutup bagi Warga Tamil

Saat itu ada korban, pelaku, dan dua orang lainnya. “Ada empat orang yang makan bersama. Tapi saya masih belum tahu, apa hubungan dua orang itu dengan korban dan pelaku,” kata Charles, Kamis (16/6).

Setelah makan, Piyala menuju dapur untuk mencuci piring. Saat itulah pelaku melakukan aksinya. Terdengar bunyi pukulan keras sebanyak dua kali dari arah dapur.

BACA JUGA: Semua Anggota dan Pimpinan Dewan Dapat Mobil Dinas

"Saksi JT yang ikut makan ketika itu mendatangi arah suara dan melihat korban sudah tersungkur dengan kondisi kepala mengeluarkan darah,” ungkapnya.

Setelah melakukan aksinya, Kadri langsung kabur sambil membawa kampak ke arah hutan. Melihat kejadian itu, saksi di lokasi kejadian meminta pertolongan tetangga. “Kami melakukan olah TKP. Untuk tersangka sudah ditangkap,” jelas Charles.

BACA JUGA: Unik Nih! Satreskrim Polres Bandung Tampil Beda Setiap Kamis

Kepala Desa Malenggang Johan mengatakan, Kadri mempunyai penyakit kurang waras. Bahkan pernah di rawat di rumah sakit jiwa Kota Singkawang.

“Sempat dirawat di rumah sakit jiwa di Singkawang sekitar setengah tahun lamanya. Dari pihak rumah sakit bilang, sudah agak baikan. Akhirnya dikembalikan sekitar sebulan lebih yang lalu. Namun ternyata masih kambuh penyakitnya,” ujar Johan via HP, Kamis (16/6).

Pihak keluarga belum lama ini membuat surat pernyataan yang ditembuskan ke Kades. Mereka menyatakan tidak sanggup menjaga Kadri dan ingin diserahkan kepada pemerintah saja.

“Kita hanya mengeluarkan rekomondasi saja. Orang kampung pun takut. Sebab sudah gila keras juga, main kasar. Setelah membuat surat rekomondasi itu, maka dibawa ke rumah sakit lagi. Namun setelah di tes pihak rumah sakit, bilang dia bukan gila, akhirnya dibawa kembali lagi,” cerita Johan. (rk/yuz)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tertangkap, PSK Ngaku Ingin Belikan Baju Lebaran Anak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler