jpnn.com, BATAM - Kalangan pengusaha kawasan industri angkat suara atas pergantian Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam yang baru dilantik Menko Perekonomian Darmin Nasution. Mereka menganggap pergantian terlalu sering akan memberikan citra buruk bagi bagi dunia usaha.
"Pergantian terlalu sering akan membuat investor ragu-ragu. Pemerintah harus konsisten dalam terapkan regulasi," kata General Manager PT Batamindo Investment Cakrawala, Mook Soi Wah, Selasa (8/1).
BACA JUGA: Pucuk Pimpinan BP Batam Kembali Diganti
Menurut Mook, investor sangat menyukai pemerintah yang pro investasi. "Jika regulasi dilakukan secara teratur, maka suasana investasi akan semakin kondusif," paparnya.
Mook pernah menjelaskan bahwa perkembangan investasi akan sangat bergantung pada kemudahan dan tingkat kenyamanan pelaku usaha.
BACA JUGA: Semoga BP Batam Dipimpin Profesional
Pada industri elektronik seperti yang umum di Batamindo, investor akan mengawali dengan modal yang tidak seberapa, namun akan terus berkembang seiring dengan faktor sosial budaya di kawasan tersebut dan dukungan serta insentif dari pemerintah.
Selama ini, baik BP maupun Pemko telah memberkan berbagai sumbangan positif untuk menarik minat investor, terutama kemudahan layanan yang terus diperbaiki.
BACA JUGA: Gaduh BP Batam, Kadin Siap Uji Materi ke MK
Terpisah, mantan Ketua Otorita Batam periode 1998-2005, Ismeth Abdullah mengatakan ia terkejut melihat begitu banyak pergantian pimpinan BP Batam di era kepemimpinan Jokowi. Ditambah lagi, sejumlah pergantian ini tidak pernah meminta masukan dari orang Batam.
"Ini sudah tiga kali diganti, tapi orang pusat tidak melibatkan orang lokal. Sehingga nanti bisa jadi gaduh," ungkapnya.
Dia kemudian menyatakan bahwa BP dan Pemko tidak perlu disatukan, tapi bisa dibuat terintegrasi. Dahulu, Dewan Kawasan (DK) sebagai pihak yang menentukan arah kebijakan BP Batam diketuai oleh Gubernur. Ismeth pernah menjabatnya saat menjadi Gubernur Kepri pada 2006-2010.
Saat dia menjabat sebagai Ketua DK, Ismeth pernah menempatkan jajaran pejabat senior Pemerintah Kota (Pemko) Batam seperti Azhari Abbas sebagai Deputi di BP Batam dan Sasmita ditunjuk sebagai Wakil Ketua BP Batam.
Sedangkan, saat ini DK sudah dipegang oleh pemerintah pusat, dimana Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menjabat sebagai Ketua DK. "Sekarang DK ada di Jakarta sehingga Batam diotak-atik. Semuanya jadi Jakarta Minded. Sehingga jadi gaduh karena orang pusat kurang memahami situasi daerah," katanya.
Batam akan berjalan dengan baik jika peraturan yang sudah ditetapkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 36 Tahun 2000 tentang kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas Batam dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2007 tentang pembentukan BP Batam bisa dilaksanakan secara konsisten. "Sehingga tak perlu ada peleburan," imbuhnya.
Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Kepri, Oka Simatupang menilaipPerubahan kebijakan menyangkut Badan Pengusahaan (BP) Batam berlangsung cukup cepat. Ia mengaku banyak yang belum merasa siap. "Kita hanya berharap baik-baik saja. Mudah-mudahan apa yang dijanjikan bisa menghasilkan situasi kondusif bagi penanaman modal Batam. Ya kita tunggu sajalah," ucapnya di Gedung BP Batam.
Dinamika investasi di Batam berlangsung cukup dinamis, apalagi saat ini banyak investasi yang mau masuk ke Batam. Sempat terbersit kekhawatiran melihat dinamika pimpinan BP Batam yang terus berganti akan membuat situasi dunia usaha menjadi tidak kondusif.
"Namun, kami akan tetap kawal investasi ini. Kita harapkan semua pihak juga tidak berdebat yang tidak pas, sehingga merugikan Batam. Jaga investasi yang mau masuk ke Batam. Kalau tak masuk, akan sulit bagi Batam," ujarnya.
Oka mengatakan angka pengangguran masih tinggi saat ini. Di kawasan industri Batamindo, ribuan pelamar datang padahal yang dibutuhkan hanya 20 hingga 40 orang saja.
"Pesan saya, semua komponen harus bahu-membahu menjaga supaya iklim investasi tetap terjaga. Kalaupun mau memberikan keterangan ke investor, berikanlah keterangannya yang sifatnya selalu positif," harap Oka.(jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Investasi Masuk ke Sidoarjo Lampaui Target
Redaktur & Reporter : Budi