jpnn.com - TENGGARONG - Sepanjang keikutsertaan Mitra Kukar di pentas Torabika Soccer Championship (TSC) 2016, kekalahan telak melawan Bhayangkara FC Minggu (6/11) merupakan sebuah rekor buruk.
Bahkan, hasil minor tersebut dinilai menjadi rekor bagi sang arsitek Jafri Sastra.
BACA JUGA: Usung Spirit Tiga Tahun Lalu Menumbuhkan Kepercayaan Diri
Untuk kali pertama, pelatih berdarah Minang itu menelan kekalahan dengan skor mencolok, 0-4.
Hal tersebut diungkapkan Jafri setelah memimpin latihan Naga Mekes di Stadion Aji Imbut, Rabu.
BACA JUGA: 1250 Polisi Amankan Kongres PSSI, Termasuk 2 SSK yang Paham Karakter Bonek
Dia menuturkan, selama berkarier sebagai pelatih, lawatan di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, dirinya kalah dengan jumlah skor besar.
“Ini hasil terburuk yang pernah saya dapatkan selama menangani sebuah tim. Biasanya kalah dengan skor tipis, 0-1, 1-2 atau 2-3,” ujarnya seperti diberitakan Kaltim Post (Jawa Pos Group) hari ini.
BACA JUGA: Sang Jenderal Bintang Empat Dipanggil Istana
Meski begitu, dia mengaku tidak ingin mencari kambing hitam atas kekalahan tersebut.
Menurut dia, satu-satunya yang layak disalahkan adalah dirinya selaku juru taktik.
Sebagai arsitek, Jafri memilih menyikapi hasil minor tersebut dengan bijaksana.
Dia berharap kekalahan atas Bhayangkara FC mampu membakar semangat timnya menatap dua partai kandang yang bakal dihadapi berturut-turut.
“Jujur, saat ini saya justru termotivasi untuk mengembalikan kepercayaan diri tim. Tentunya kami tak ingin kembali tergelincir,” ungkap Jafri.
Pada sesi latihan Rabu kemarin, pelatih yang berhasil membawa Semen Padang ke perempatfinal Piala AFC 2013 itu tak henti-hentinya memberikan motivasi sebelum dan sesudah latihan.
Dia menyadari setelah kekalahan tersebut, sedikit banyak telah mengikis mental bertanding skuat Kota Raja.
“Saya berharap mereka semua melupakan kekalahan atas Bhayangkara FC dan kembali menyiapkan performa terbaik saat menjamu Bali United,” pungkasnya. (don/er/k16/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Ancaman Pemerintah Jika PSSI Inkonsisten kasus Persebaya
Redaktur : Tim Redaksi