Petani dan peternak sapi di Utara Adelaide, Australia Selatan berencana menempuh jalur hukum setelah truk pengangkut sampah memicu pencemaran di ladang gandum mereka dan ternak mereka terancam mati karena memakan sampah plastik yang tercecer dari truk sampah.

Bahu jalan raya Port Wakefield Road yang terbentang dari Bolivar ke Dublin di Adelaide Utara, Australia Selatan dipenuhi dengan plastik dan sampah.

BACA JUGA: Pengalaman Warga Australia Menyelamatkan Diri Dari Gili Terawangan

Pemandangan kotor ini membuat petani di sekitar kawasan itu kesal, selain juga menimbulkan kerugian ekonomi yang mahal bagi petani gandum di dekat kawasan itu. seperti di ungkapkan mantan Presiden Federasi Petani Australia Selatan, John Lush

"Ketika kami mengirim biji-bijian, tidak ada toleransi sama sekali  untuk benda asing," kata petani asal Mallala itu.

BACA JUGA: Nenek Kehilangan Tas Dalam Pemeriksaan Keamanan di Bandara Melbourne

"Tongkat, batu, plastik, dan segala macam benda, jika ada yang masuk didalamnya, gandum kami akan ditolak dan kami harus membawanya pulang dan membersihkannya."

Para petani harus membayar beberapa ratus dolar untuk mengambil gandum mereka kembali dan membersihkannya lantaran ditemukan plastik di antara muatan gandum mereka.

BACA JUGA: Halaman Alex Jones Dihapus Facebook, Apple, YouTube, Spotify

Photo: John Lush mengatakan banyak petani bermasalah dengan plastik rapuh. (ABC News: Nicola Gage)

"Dan jika Anda telah mengendarai dari Mallala ke Port Adelaide dan anda dipulangkan, maka anda harus menanggung biaya tambahan," kata Lush.

"Saya sadar beberapa petani yang tinggal di sepanjang jalan itu juga memiliki masalah yang cukup besar, dan itu bukan hanya tanaman, tapi juga ternak."'Plastik rapuh’ dimakan ternak

Steve Jones, pencipta sejumlah patung raksasa yang menjadi simbol protes pembangunan tempat pembuangan akhir sampah lokal di Lower Lights, Adelaide beberapa tahun yang lalu, mengatakan ia pernah menggembalakan sapi di sebuah padang rumput yang menghadap ke Port Wakefield Road di seberang pembuangan Dublin.

Dia menemukan seekor sapi mati di padang rumput, setelah "perutnya menjadi buncit” tanpa alasan". Photo: Kecoa ini merupakan satu dari beberapa patung besar yang didirikan sebagai bentuk protes terhadap lokasi TPA. (Fotothing: xaragma)

"Kami melihat mereka mengunyah plastik yang bertiup di sepanjang jalan dan yang kemudian tertiup ke pagar Anda dan menggantung di kawat berduri," kata Jones.

Dia mengatakan pemilik tempat penggemukan yang lebih kecil di seberang jalan yang berbatasan dengan bagian selatan TPA itu melakukan otopsi pada seekor sapi jantan yang ditemukan mati di lapangan rumput.

"Ada sejumlah besar kantong plastik dan benda-benda dari plastik di dalam perut hewan itu," kata Jones.

"Karena mereka punya lebih dari satu kantung didalam perut, mereka tidak bisa mencerna sesuatu, jadi mereka hanya meledak dan mati."

Steve Jones mengatakan dia yakin sebagian besar sampah itu tertiup dari truk setelah mereka mengosongkan muatan sampahnya dan meninggalkan TPA dengan sisa bahan plastik ringan yang tersisa di dalam ruang kargo.

Lush mengatakan petani belum mencari nasehat hukum, tetapi mengaku mereka sedang mempertimbangkannya untuk mengetahui apakah ada "dimensi kesalahan" bagi mereka yang bertanggung jawab atas sampah dan sampah plastik mengotori jalan dan berakhir ke tanah petani yang berdekatan. .

"Saya harus berbicara dengan seorang pengacara tentang itu karena saya akan membayangkan polusi lanskap sehingga dapat menurunkan produksi orang lain tidak akan diterima," katanya.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Makin Banyak Warga Australia Berjuang Penuhi Biaya Hidup

Berita Terkait