Seorang nenek berusia 84 tahun Helen Sweetman yang kehilangan tasnya ketika pemeriksaan keamanan di Bandara Melbourne menyerukan adanya perubahan kebijakan berkenaan dengan pemeriksaan terhadap lansia.
Alat pacu jantung Helejn berbunyi ketika dia melewati pintu otomatis bulan lalu ketika dia hendak bepergian dari Melbourne ke Mt Gambier untuk menjenguk anak perempuannya.
BACA JUGA: Ini Alasan Kawasan Australia Utara Berpotensi Jadi Pusat Pembelajaran Bahasa Indonesia di Australia
Nyonya Sweetnam yang menaruh tas tangannya di ban berjalan kemudian dibawa oleh petugas perempuan yang melakukan pemeriksaan badan.
Ketika kembali ke ban berjalan untuk mengambil tasnya, Helen tidak menemukan lagi tas tersebut.
BACA JUGA: Bagaimana Mendapatkan Informasi dan Apa yang Perlu Dipersiapkan Untuk Bisa Bekerja di Australia?
"Saya betul-betul terkejut." kata Helen Sweetnam kepada ABC Radio Melbourne.
"Saya langsung mengatakan kepada petugas bahwa tas saya hilang."
BACA JUGA: Indonesia U-23 vs Australia: Shin Tae Yong Keluhkan Finishing, Tetapi Angkat Topi Soal Ini
Helen mengatakan petugas keamanan kemudian menggunakan rekaman CCTV untuk mencari seorang penumpang yang mengambil tas tersebut.
"Dia mengatakan kepada petugas bahwa dia secara tidak sengaja mengambil tas saya." kata Helen.
Tas tersebut berhasil ditemukan kembali namun isinya hilang, termasuk uang tunai $AUD 630 (sekitar Rp 6,3 juta), telepon, dan dompet yang berisi kartu kredit dan kartu kesehatan.
Helen Sweetnam mengatakan Bandara Melbourne harusnya bertanggung jawab atas pencurian tersebut.
"Bila saya dipaksa untuk meletakkan barang saya di ban berjalan dan saya harus beranjak dari sana, maka adalah tanggung jawab mereka untuk menjaga barang-barang saya." katanya.
Dia mengatakan Bandara Melbourne tidak perduli dengan apa yang terjadi.
"Saya kira ini tindakan yang kasar." katanya.
"Sejauh ini tidak ada jawaban sama sekali, dan saya merasa diperlakukan seperti 'kalau kita tidak menjawab, dia akan berhenti." Harusnya menjadi prosedur dasar
Kelompok pegiat mengatakan pengalaman Helen Sweetnam bukanlah hal yang aneh, dimana penumpang lansia atau mereka yang difabel mengeluh diperlakukan 'tidak terhormat' oleh petugas keamanan di seluruh Australia.
"Tidak semua orang yang memerlukan bantuan memiliki seseorang yang bersama mereka terus menerus." kata Ronda Held, Direktur Eksekutif Dewan Lansia Victoria.
"Bila anda menggunakan kursi roda, atau memiliki kesulitan penglihatan, atau lemah, maka susah sekali untuk menjaga barang bawaan."
"Sudah menjadi prosedur dasar bahwa penumpang akan bersama barang mereka ketika mereka menjalani pemeriksaan khusus."
Ronda Held juga mengatakan bandara perlu memperbaiki fasilitas pengecekan keamanan untuk bisa mengakomodir para lansia atau mereka yang difabel.
"Kadang mereka harus mengantri dan membuat orang di belakang juga terpaksa menunggu, hal yang membuat para lansia dan difabel ini malu." katanya.
ABC sudah menghubungi Bandara Melbourne untuk mendapatkan komentar.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Cara Australia Yakinkan ASEAN Kapal Selam Nuklir Bukan Ancaman