Ternyata, BCA Harus Keluarkan Dana Segini untuk Operasional ATM

Jumat, 04 Maret 2016 – 08:06 WIB
Antre di ATM. Foto: ilustrasi.dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Ongkos yang ditanggung bank untuk operasional anjungan tunai mandiri (ATM) ternyata cukup tinggi. 

Biaya pengadaan mesin ATM PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berkisar USD 5 ribu hingga USD 200 ribu. Sementara itu, biaya operasional tahunannya mencapai Rp 200 juta per unit untuk sewa jaringan. 

BACA JUGA: AdMedika, TPA Pertama yang Raih Double Iso Independen

Selain itu, ada biaya perawatan sebesar Rp 144 juta per mesin per bulan. Biaya itu digunakan untuk biaya sewa, biaya listrik dan AC, biaya kertas, biaya isi ulang uang, biaya asuransi mesin dan uang, biaya cleaning service, dan biaya-biaya lain. Beban biaya tersebut sangat besar karena BCA saat ini memiliki 17.081 unit mesin ATM.

Selain biaya bulanan dan tahunan, BCA mengalokasikan biaya Rp 2.000–Rp 3.000 per transaksi. ’’Semua biaya ditanggung bank sebagai bagian dari layanan pada nasabah,’’ kata Presiden Direktur BBCA Jahja Setiaatmadja di Jakarta kemarin (3/3).

BACA JUGA: Sudirman Said: Ini Gerakan untuk Menerangi Indonesia

Karena biaya operasional ATM sangat besar, Jahja mengimbau nasabah bijak menggunakan ATM. Misalnya, tidak terlalu sering menggunakan ATM untuk sekadar cek saldo serta mengambil uang secara berkala. ’’Kalau kebutuhan seminggu Rp 500 ribu, sebaiknya tidak dicicil Rp 100 ribu tiap hari,’’ katanya. 

Jahja meyakini biaya operasional ATM akan semakin besar setiap tahun. Meski demikian, BBCA tidak berencana membebankan biaya transaksi di ATM kepada nasabah. 

BACA JUGA: Akhirnya, Daftarkan Kapal Sekarang Bisa Secara Online

Untuk mengurangi penggunaan ATM, semua bank kini berupaya meningkatkan kapasitas teknologi informasi agar nasabah tertarik menggunakan internet banking atau mobile banking. 

Selain mengembangkan M-BCA, BBCA memperkenalkan Sakuku. Ini adalah aplikasi untuk ponsel pintar yang digunakan untuk mengirim uang dan meminta dikirim uang. Cara kerjanya mirip kartu kredit, tetapi bedanya uangnya harus dimiliki nasabah terlebih dahulu. ’’Sakuku itu salah satu cara kita untuk kurangi transaksi tunai,’’ ujar Jahja.

Direktur BBCA Suwignyo Budiman menambahkan, bank memang juga sudah memiliki produk e-money bernama Flash. Namun, layanan berbasis kartu dinilai kurang praktis. ’’Karena itu, kita buat Sakuku berbasis nomor ponsel nasabah,’’ terangnya. (gen/c23/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SIMAK! Pandangan Si Cantik Soal RUU Pengampunan Pajak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler