jpnn.com - JAKARTA - PT Angkasa Pura (AP) II telah menjalin kerjasama dengan PT Pertamina terkait adanya throughput fee atau konsesi untuk pendistribusian avtur (bahan bakar pesawat). Throughput fee tersebut dibayarkan oleh Pertamina atas fasilitas yang diberikan AP II hingga avtur bisa sampai ke pesawat
Director of Commercial PT Angkasa Pura II Faik Fahmi menjelaskan ketentuan mengenai throughput fee merupakan best practice di bandara internasional lain di seluruh dunia yang mengacu pada ICAO 9082, tentang ICAO Policies on Charge for Airports and Air Navigation
Services dan throughput fee.
BACA JUGA: AP II Angkat Tangan Saat Harga Avtur yang Dijual Pertamina Mahal
Namun, dari 13 bandara yang dikelola perseroan belum semuanya dikenakan biaya konsensi. Setidaknya ada 6 bandara yang dikenakan biaya konsensi dan 7 bandara yang belum dikenai throughput fee.
"Melalui ketentuan throughput fee diatur bahwa setiap liter avtur yang terdistribusi, maka Pertamina harus membayar sesuai kesepakatan," ujar Faik dalam siaran persnya, Minggu (13/9).
BACA JUGA: Alhamdulillah, Harga Cabai Mulai Turun
Dari enam bandara yang dikenakan biaya konsensi, yang paling tinggi yakni terjadi di Bandara Internasional Soekarno Hatta, yakni Rp33 per liter. Untuk Bandara Internasional Kualanamu, dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dikenakan Rp10 per liter. Sedangkan Bandara Halim Perdanakusuma Rp5 per liter.
"Di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (biaya throughput fee-red) lebih rendah dibandingkan bandara-bandara internasional lainnya," kata Faik.
BACA JUGA: Segmen Smartphone Kelas Menengah Dilahap, Samsung Tergeser
Adapun tujuh bandara yang belum dikenai throughput fee yakni, Bandara Husein Sastranegara (Bandung), Bandara Supadio (Pontianak), Bandara Sultan Thaha (Jambi), Bandara Depati Amir (Pangkalpinang), Bandara Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), Bandara Silangit (Tapanuli Utara), dan Bandara Sultan Iskandar Muda (Aceh). (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Paket September I Belum Sentuh Industri Logistik dan Tekstil
Redaktur : Tim Redaksi