Ternyata Ini Alasan Para Profesor & Doktor Kuliah S1 di UT

Selasa, 14 November 2023 – 15:15 WIB
Rektor UT Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D. (tengah) memberikan apresiasi kepada tiga wisudawan Kehormatan. Foto Mesya/JPNN.com

jpnn.com - TANGSEL - Universitas Terbuka (UT) menjadi pilihan para profesor dan doktor untuk mengambil kuliah jenjang strata 1 atau S1.

Kebanyakan dari mereka mengambil program studi sesuai pekerjaan atau jabatan yang tengah dipegang saat ini.

BACA JUGA: Di Forum Sinopec, Dirut Pertamina Sampaikan Keamanan Energi Prioritas Utama Indonesia

Dalam acara Wisuda UT Pusat Periode I Wilayah 1 Tahun Akademik (TA) 2023/2024, terlihat lulusannya beragam, mulai dari pejabat tinggi negara, guru besar, dosen.

Hal itu membuktikan UT menjadi solusi tepat bagi siapa pun yang ingin meningkatkan kualifikasi dan kompetensi diri.

BACA JUGA: Rey Mbayang Meraih Gelar Sarjana, Prof Ojat: UT jadi Pilihan Tokoh Publik & Selebritas

Kegiatan Wisuda UT Periode I Wilayah 1 TA 2023/2024 pada Selasa (14/11) terasa istimewa, karena ada penyerahan ijazah oleh Rektor UT Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D. kepada tiga wisudawan kehormatan.

Pertama, Prof. Dr. Agus Joko Pramono, M.Acc., Ak., CA., CSFA., CPA., CRFA., QGIA., Wakil Ketu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia periode Oktober 2019-Agustus 2023. Agus lulus dari S1 Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FHISIP) UT Jakarta. 

BACA JUGA: Andalkan Pemain Muda, Indomaret Sidoarjo Siap Pertahankan Gelar di Livoli Divisi Utama 2023

Kedua, Prof. Nandang Alamsyah Deliannoor, Guru Besar Ilmu Hukum Tata Pemerintahan, yang lulus S1 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FHISIP UT Bandung. Dia saat ini juga menjabat sebagai ketua Program Studi Pascasarjana Ilmu Pemerintahan dari FISIP Univeristas Pjadjaran (Unpad).

Ketiga, Dr. Andree Harmadi Algamar, Sekretaris Daerah Kota Padang, yang lulus dari S1 Program Studi Ilmu Hukum FHISIP  UT Padang. Pada 2023, dia juga telah meraih gelar doktor ilmu pemerintahan IPDN. 

Andree punya prinsip mengembangkan pendekatan disiplin ilmu pemerintahan untuk mengoptimalisasikan pelaksanaan pemerintahan yang baik, serta menjauhkan rasa bangga yang berlebihan dan berujung pada kesombongan dengan menggunakan ilmu padi “makin berisi akan makin merunduk”.

Prof. Ojat memaparkan banyak hal bisa dipetik dari para wisudawan kehormatan tersebut.

Hal itu dapat menginspirasi dan membawa dampak positif bagi masyarakat atas keberadaan UT. 

"Di antara kesibukan sebagai pejabat ataupun sebagai dosen/guru besar, tetapi beliau-beliau masih menyempatkan waktu untuk peningkatan kualifikasi dan kompetensi diri dengan kuliah di UT dan mengambil jejang program S1," ucap Prof. Ojat di UTCC, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Selasa (14/11).

Artinya, kata Prof. Ojat, mereka terus mengembangkan secara optimal bidang keilmuan yang digeluti untuk mendapatkan perspektif pengambilan keputusan manajerial yang komprehensif.

Para wisudawan UT telah berhasil menyelesaikan studi dengan baik. Ini sebagai sebuah keberhasilan yang diraih bukan hanya karena kemampuan akademis, juga karena kemandirian, kerja keras, dan pengaturan diri yang luar biasa. 

"Mahasiswa dituntut untuk pandai membagi waktu, membagi perhatian dan tenaga, membangun motivasi yang tiada henti sampai bisa lulus kuliah," ucapnya.

Wakil Rektor Bidang Akademik. Dr. Mohamad Yunus, S.S., M.A., menambahkan banyak profesor, doktor, pejabat negara berkuliah S1 di UT karena hanya perguruan tinggi ini yang bisa memfasilitasi mereka tanpa batas ruang dan waktu.

Rata-rata mereka mengambil S1 agar linier dengan bidang pekerjaan yang digeluti.

Ada juga yang ingin menambah kompetensinya di bidang ilmu lain.

"UT memberikan kesempatan tersebut yang tidak bisa diberikan universitas lain," kata Yunus.

Prof. Agus menyampaikan UT adalah universitas masa depan yang pertama melakukan digital transformasi pembelajaran.

Tidak ada batasan ruang dan waktu, yang penting adalah komitmen. 

"Saya kuliah S1 di UT saat masih menjabat di BPK. Kuliah di UT bukan bermalas-malasan, meskipun anda pejabat. Akuntabilitasnya terjaga dan ini belum dipahami masyarakat," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Agus terang-terangan "melamar" menjadi dosen di UT dan langsung disambut sukacita Prof. Ojat.

Wisuda kali ini mengambil tema “Bergerak Melayani Bangsa Bersama UT PTNBH”.

Tema tersebut sangat relevan, seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2022 tentang Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Universitas Terbuka (PTNBH-UT).

Keberhasilan UT meraih PTNBH, makin memperteguh komitmen UT sebagai pelopor perguruan tinggi jarak jauh (PTJJ) yang mempunyai peran strategis dalam peningkatan akses pendidikan tinggi di Indonesia. 

Untuk itu, setiap pegawai UT harus terus semangat, bergerak  bersama dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada dalam mendukung peningkatan kualitas layanan kepada seluruh stake holder yang ada.

Momen spesial lainnya, yaitu wisuda kali ini meluluskan 1.957 wisudawan, mulai jenjang diploma, sarjana S1, dan pascasarjana dari seluruh penjuru negeri. Yang tidak kalah spesial, yaitu terdapat wisudawan dengan IPK terbaik yang lulus dengan predikat kelulusan dengan pujian, yaitu:

1) Rika Sandi Arianto (Program Magister S2, NIM 530075474), Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Inggris dari UT Jember dengan IPK 4,00; 

2) Bob Herry Indawan (Program Sarjana (S1, NIM 042482008), Program Studi lmu Hukum dari UT Yogyakarta dengan IPK 4,00; 

3) Rifqi Pratama (Program Diploma D-III, NIM 041794876), Program Studi Perpajakan dari UT  Tarakan dengan IPK 3,90. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler