jpnn.com, MADIUN - Laju inflasi di Kota Madiun, Jawa Timur pada Oktober naik sebesar 0,09 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,41.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun Dwi Yuhenny mencatat inflasi banyak disumbang oleh kenaikan harga minyak goreng terjadi hingga 7,05 persen.
BACA JUGA: BPS Membeberkan Kelompok Penyumbang Inflasi Oktober, Ternyata
"Kenaikan harga itu memberikan andil sebesar 0,08 persen terhadap inflasi di Kota Madiun," ujar Dwi Yuhenny.
Menurut Henny, kenaikan itu dipicu oleh tingginya harga minyak sawit mentah (CPO).
BACA JUGA: Waspada! Rupiah Hari Ini Terancam Data Inflasi AS
Di sisi lain pasokan bahan baku di pasar minyak nabati dan lemak mengalami penyusutan, bahkan secara global.
"Sehingga, kenaikan harga tidak hanya terjadi di Kota Madiun saja. Tapi juga wilayah Jawa Timur, bahkan nasional," katanya.
Dwi menyebut sejumlah komoditas lainnya juga memberikan andil terhadap inflasi Kota Madiun.
"Daging ayam ras, sabun mandi, cabai rawit, cabai merah, dan rokok kretek filter," ungkapnya.
Namun, komoditas penekan inflasi, di antaranya adalah turunnya harga nangka muda, terong, bawang merah, dan telur ayam ras.
"Angka inflasi di Kota Madiun lebih rendah dibanding inflasi Jawa Timur yang mencapai 0,18 persen dan nasional 0,12 persen," katanya.
Dwi Yuhenny menjelaskan semua kota IHK di Jawa Timur mengalami inflasi pada Oktober 2021 dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,20 persen.
Kedua adalah Kota Malang sebesar 0,19 persen, Kota Kediri sebesar 0,18 persen, dan Kota Madiun Sebesar sebesar 0,09 persen.
Kabupaten Jember sebesar 0,04 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Sumenep masing-masing sebesar 0,02 persen.
"Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,18 persen," ungkap Dwi.
Redaktur & Reporter : Elvi Robia