Ternyata Ini Penyebab Rendahnya Jumlah Artikel Ilmiah Internasional Bereputasi Dosen 

Jumat, 08 Juli 2022 – 23:03 WIB
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kiki Yuliati. Foto dokumentasi Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan bantuan insentif untuk perguruan tinggi vokasi.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kiki Yuliati mengatakan, upaya itu  untuk mendorong penyelenggara pendidikan vokasi berinovasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga mampu menghasilkan penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat dan direkognisi secara internasional.

BACA JUGA: Kebutuhan SDM Berkompeten Makin Meningkat, Begini Pentingnya Pendidikan Vokasi

Bantuan insentif yang diberikan Ditjen Diksi ini juga sebagai upaya untuk terus memotivasi dosen vokasi dalam menghasilkan kekayaan intelektual (KI) berupa paten serta penerbitan artikel bereputasi.

"Pendampingan dosen dalam menyusun draf paten maupun pendaftaran masih diperlukan, termasuk dalam penulisan artikel ke dalam jurnal bereputasi," terang Dirjen Kiki pada acara “Sosialisasi Program Bantuan Insentif Kekayaan Intelektual dan Artikel Ilmiah Internasional Bereputasi Dosen Vokasi TA 2022” di Jakarta (8/7).

BACA JUGA: Kemendikbudristek Gandeng Tanoto Foundation untuk Penguatan Guru & Kepsek

Menurut dia, belum semua politeknik negeri memiliki sentra KI sebagai unit yang fokus membantu dalam pengusulan paten.

Oleh karenanya diperlukan langkah-langkah strategis, mulai dari meningkatkan jumlah pendidikan dan pelatihan vokasi, perbaikan sistem pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri dan perkembangan teknologi.

BACA JUGA: Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 Resmi Ditutup Kemendikbudristek 

Kemudian, penambahan jumlah lulusan vokasi yang memiliki sertifikat tenaga terampil, pendidikan dan pelatihan vokasi yang melibatkan swasta dan korporasi sehingga lebih mengerti jumlah dan kebutuhan SDM (link and match).

Selain itu, memperbanyak jumlah pembelajaran berbasis industri atau teaching factory (tefa) dan memberikan kesempatan bagi praktisi agar bisa mengajar di SMK dan politeknik.

Dirjen Kiki menegaskan, upaya untuk mendorong industri-industri melaksanakan kerja sama dengan pendidikan vokasi harus terus digalakkan.

Demikian juga peningkatan kerja sama pendidikan vokasi dengan para pelaku usaha menengah kecil mikro (UMKM) untuk membangun sinergi kekuatan nasional. 

"Mengingat, percepatan revitalisasi pendidikan vokasi sangat diperlukan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo," ucapnya.

Ditjen Diksi akan terus meningkatkan sinergi antara lembaga pendidikan vokasi dengan dunia industri maupun UMKM untuk pengembangan sumber daya manusia yang siap kerja, serta membuka seluas-luasnya kesempatan magang bagi peserta didik vokasi. 

Ia menekankan perlunya keterlibatan pelaku industri dalam pembelajaran termasuk dengan memperbesar bobot SKS yang didapat mahasiswa setelah menjalankan praktik dalam belajar dari praktisi industri. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler