Ternyata ini Penyebab Ribuan Pasien COVID-19 di Sumsel Meninggal

Kamis, 23 September 2021 – 17:40 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Lesty Nurainy menjabarkan kematian pasien COVID-19 kebangakan disebabkan oleh faktor komorbid (ANTARA/M Riezko Bima Elko P/21)

jpnn.com, PALEMBANG - Kepala Dinas Kesehatan Sumatra Selatan Lesty Nurainy mengatakan penyebab utama pasien COVID-19 meninggal dunia di daerahnya karena penyakit penyerta yang diderita atau komorbiditas.

Dia kemudian menjabarkan 14 jenis komorbid yang sangat rentan.

BACA JUGA: Hamdan Zoelva Ingatkan Pemilu 2024 Harus Digelar Dalam Kurun Waktu 5 Tahun

Yakni, Hidrosefalus, HIV, Demam Berdarah Dengue (DBD), Hipertiroid, Tyfoid, PPOK, Kanker, Stroke, Gastritis, TB Paru, Asma, Ginjal, Jantung, Diabetes Militus dan Hipertensi.

Menurut Lesty, apabila status komorbid yang diderita seseorang cukup parah maka penyembuhan ketika terpapar COVID-19 lebih kompleks, dibandingkan mereka yang dirawat tanpa adanya komorbid.

BACA JUGA: Ingin Terbebas dari Penyakit Jantung, Stroke, Diabetes? Hindari 3 Hal ini

"Saat pasien COVID-19 tidak mempunyai komorbid dalam waktu 14 hari kebanyakan sudah sembuh dengan istirahat dan minum vitamin."

"Sebaliknya, bila mempunyai riwayat komorbid perawatan akan lebih panjang, apalagi yang sudah cukup parah," ujarnya di Palembang, Kamis (23/9).

BACA JUGA: 4 Pernyataan Penting Presiden Jokowi di Sidang Umum PBB, Simak!

Lesty kemudian mengurai data rekapitulasi terbaru yang dirilis Rabu (21/9) kemarin.

Jumlah total pasien COVID-19 yang meninggal dunia karena ke-14 jenis komorbid sebanyak 1.475 orang.

Masing-masing tercatat untuk penyakit hidrosefalus sebanyak satu orang, HIV satu orang, demam berdarah dengue (DBD) satu orang, hipertiroid satu orang, tyfoid empat orang.

Penyakit PPOK 10 orang, kanker 22 orang, stroke 31 orang, gastritis 37 orang, TB Paru 44 orang, asma 56 orang, ginjal 68 orang, jantung 176 orang, diabetes militus 503 orang dan hipertensi sebanyak 620 orang.

Diketahui dari ke-14 komorbid itu, tiga di antaranya meliputi penyakit jantung, diabetes militus, dan hipertensi, menjadi penyakit yang paling banyak diderita dalam kasus ini.

Sekaligus juga telah menyebabkan pasien COVID-19 meninggal dunia lebih banyak, bila diakumulasikan ada 1.289 kasus.

Masyarakat yang mempunyai riwayat penyakit tersebut diharapkan lebih berhati-hati.

"Khususnya mereka yang berada di rentang usia 55 tahun ke atas, dalam data rekapitulasi tercatat di usia itu kasus kematian COVID-19 ada sebanyak 1.473 orang meninggal dunia," ucapnya.

Kasus kematian disebut menurun seiring membaiknya kondisi penyebaran COVID-19 selama diberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Terhitung dalam dua hari terakhir jumlah kasus kematian pasien COVID-19 dari 17 kabupaten kota hanya empat kasus yaitu pasien dari Kota Palembang tiga orang dan Lubuk Linggau satu orang.

Jumlah ini tentu sangat berbeda dibanding rekapitulasi Agustus sebelum PPKM, per harinya tercatat ada 500-800 orang meninggal dunia.

“Membaiknya penyebaran kasus COVID-19 di semua kabupaten kota memberikan dampak pada penurunan angka kasus kematian. Dari ratusan orang per hari, menjadi bahkan tidak sampai 10 kasus per hari,” katanya.

Dia menegaskan walaupun kondisi sudah menjadi lebih baik, bukan berarti COVID-19 sudah tidak ada lagi.

Karena itu, masyarakat diharapkan tetap patuh terhadap protokol kesehatan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan dengan di air mengalir dengan sabun, dan menghindari kerumunan).

Serta penting untuk menjaga kebersihan lingkungan, menjaga kesehatan tubuh dengan rutin berolahraga, konsumsi vitamin dan istirahat yang cukup supaya daya tahan tubuh terjaga dan terhindar dari penularan COVID-19.

“Termasuk yang belum vaksinasi COVID-19 segera daftarkan diri di pelayanan kesehatan terdekat, supaya tubuh benar-benar terlindungi dari COVID-19,” pungkas Lesty.(Antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler