4 Pernyataan Penting Presiden Jokowi di Sidang Umum PBB, Simak!

Kamis, 23 September 2021 – 12:01 WIB
Ilustrasi - Presiden Joko Widodo. Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyampaikan empat hal penting saat berbicara pada Sidang Majelis Uum ke-76 Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Mulai dari penanganan COVID-19 hingga masalah di Myanmar.

BACA JUGA: Langkah Luhut Binsar Laporkan Haris dan Fatia Pelecehan Terhadap Hukum?

Menurut presiden hasil Sidang Majelis Umum PBB sangat ditunggu oleh masyarakat dunia untuk mejawab kegelisahan utama dunia saat ini.

Dalam tayangan video yang ditampilkan pada Sidang Majelis Umum PBB di New York pada Kamis (23/9), presiden menyebut beberapa kegelisahan masyarakat.

BACA JUGA: Hanya Kelompok Teroris yang Ingin BNPT Dibubarkan!

"Kapan masyarakat akan terbebas dari pandemi? Kapan perekonomian segera pulih dan tumbuh inklusif? Bagaimana menjamin ketahanan planet ke depan? Kapan dunia akan terbebas dari konflik terorisme dan perang?" ucapnya.

Sidang Majelis Umum PBB kali ini digelar secara hybrid, para kepala negara dapat menyampaikan pernyataan secara langsung maupun virtual.

BACA JUGA: Menkominfo Bicara Soal Penista Agama, Dia Bilang Begini

Menurut Presiden Jokowi, banyak hal yang harus dilakukan bersama-sama melihat perkembangan dunia sekarang ini.

"Pertama, harus memberikan harapan bahwa pandemi akan bisa teratasi dengan cepat adil dan merata. Kita tahu bahwa no one is safe until everyone is'," ucap presiden.

Menurut Presiden Jokowi, kemampuan dan kecepatan antaranegara dalam menangani COVID-19, termasuk vaksinasi, sangat timpang.

"Politisasi dan diskriminasi terhadap vaksin masih terjadi. Hal ini harus bisa diselesaikan dengan langkah-langkah nyata," ucapnya.

Pada masa depan, masyarakat dunia harus menata ulang arsitektur ketahanan kesehatan global (global health security system).

"Diperlukan mekanisme baru untuk menggalang ketahanan kesehatan global, baik pendanaan, vaksin obat-obatan, alat-alat kesehatan, maupun tenaga kesehatan, secara cepat dan merata di seluruh negara," katanya.

Presiden juga menyebut pentingnya standardisasi protokol kesehatan global dalam hal aktivitas lintas batas negara. Kemudian perihal kriteria vaksianasi, hasil tes, maupun status kesehatan lainnya.

"Kedua, pemulihan perekonomian global hanya bisa berlangsung jika pandemi terkendali dan antarnegara bisa bekerja sama dan saling membantu untuk pemulihan ekonomi," ucapnya.

Indonesia dan negara berkembang lainnya, menurut Presiden Jokowi, membuka pintu seluas-luasnya untuk investasi yang berkualitas dengan membuka banyak kesempatan kerja, transfer teknologi, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan berkelanjutan.

"Ketiga, komitmen Indonesia terhadap ketahanan iklim, pembangunan rendah karbon dan teknologi hijau sudah jelas dan tegas," kata Presiden.

Akan tetapi, transformasi energi dan teknologi tersebut harus memfasilitasi negara berkembang untuk ikut dalam pengembangan industri dan menjadi produsen teknologi.

"Pandemi COVID-19 mengingatkan kita tentang pentingnya penyebaran sentra kebutuhan vaksin di dunia di banyak negara," tutur Presiden.

Keempat, masyarakat dunia harus tetap serius menangani intoleransi, konflik, terorisme, perang, perdamaian dalam keberagaman, serta jaminan hak perempuan dan kelompok minoritas.

"Potensi praktik kekerasan dan marjinalisasi perempuan di Afganistan, kemerdekaan Palestina yang makin jauh dari harapan serta krisis politik di Myanmar harus jadi agenda kita bersama," kata Presiden.

Menurut Jokowi, para pemimpin ASEAN telah bertemu di Jakarta dan menghaslkan Five Point Consensus yang implemetasinya butuh komitmen militer Myanmar.

"Harapan besar masyarakat dunia tersebut harus kita jawab dengan langkah nyata dengan hasil yang jelas. Itulah kewajiban yang ada di pundak kita yang ditunggu masyarakat dunia. Itulah kewajiban kita untuk memberi harapan masa depan dunia," ujar Presiden Jokowi.

Sebanyak 195 negara dijadwalkan berpartisipasi dalam High Level Week Sidang Majelis Umum PBB tahun ini, sebanyak 107 di antaranya berpartisipasi pada tingkat kepala negara, baik yang hadir maupun yang menyampaikan pernyataan secara virtual.(Antara/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler