Ternyata Ini Tiga Skenario PDIP untuk Pilkada DKI

Jumat, 12 Agustus 2016 – 17:51 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sudah menyiapkan tiga opsi untuk pilkada DKI Jakarta 2017. Menurut Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto,  ketiga opsi itu muncul dari aspirasi di bawah.

Hasto yang ditemui di rumah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/8), menyatakan, opsi pertama partainya adalah melanjutkan duet Basuki T Purnama alias Ahok dengan Djarot S Hidayat. PDIP pun sedang mengkaji opsi untuk kembali mengusung duet incumbent itu.

BACA JUGA: Papa Novanto Kukuhkan Kepengurusan Baru Golkar

Namun, ada opsi kedua dengan mencari nama calon gubernur berdasarkan proses penjaringan bakal cagub-cawagub yang dilakukan DPD PDIP DKI. Hasto menegaskan, penjaringan itu melalui pertimbangan politik dan objektif.

Sedangkan opsi ketiga adalah memunculkan nama di luar opsi pertama dan ketiga. "Skenario ketiga adalah melahirkan pemimpin yang menghasilkan jawaban dari hasil pemetaan politik," ujar Hasto.

BACA JUGA: Pembahasan RUU Penyelenggaraan Pemilu Masuk Uji Publik

Hasto menambahkan, pemetaan politik dilakukan dengan menimbang nama-nama yang sudah beredar. Misalnya, Sandiaga Uno yang sudah berproses melalui penjaringan bakal cagub PDIP.

Selain itu ada nama Djarot yang berpengalaman karena saat ini menjadi wakil gubernur DKI dan pernah dua periode menjadi wali kota Blitar. PDIP, kata Hasto, memang memiliki penilaian positif soal Djarot.

BACA JUGA: PAN Pasti Ikut Koalisi Pengusung Bu Risma

"Pak Djarot sebagai wakil gubernur yang taat pada tugasnya dan tidak pernah menyalip di tikungan. Beliau sosok yang beretika. Harus diapresiasi partai," kata Hasto.

Sejauh ini PDIP memang memenuhi syarat jika nantinya mengusung pasangan calog-cawagub tanpa koalisi. Namun demikian, Hasto justru mengapresiasi ide tentang Koalisi Kekeluargaan yang digagas sejumlah partai di luar pendukung Ahok.

Hasto menegaskan, memimpin Jakarta harus didukung oleh kekuatan kolektif rakyat dan partai politik. "Jokowi saja menghadapi kesulitan ketika tidak dapat dukungan di DPR," tegasnya.(rmo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jika Golkar Mundur, Nasib Ahok Pasti Tragis Sekali


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler