jpnn.com - JAKARTA--Deputi Komunikasi dan Informasi Kementerian Koordinator Polhukam Agus Barnas mengungkapkan, rencana penggunaan kapal perang sebagai tempat pengungsian korban kabut asap adalah alternatif terakhir yang dilakukan pemerintah. Sejauh ini, kata dia, pemerintah baru membentuk shelter-shelter pengungsian di darat.
"Kami bentuk shelter di setiap tempat di daerah, yang asapnya tidak terlalu parah. Di situ kami pasangkan AC dan alat pembersih udara. Jadi untuk kapal perang itu alternatif terakhir," ujar Agus saat dihubungi JPNN, Senin (26/10).
BACA JUGA: Keinginan DPR Bentuk Pansus Asap Makin Kuat
Agus menegaskan, untuk evakuasi warga pemerintah tidak melakukan seperti bedol desa. Polsek dan Koramil, kata dia, bersama dinas sosial diminta mendata warga yang rentan terhadap asap. Seperti kaum ibu, anak-anak dan lansia. Mereka akan ditempatkan di setiap shelter. Menurutnya, shelter bisa dibuat di gedung pemerintah ataupun sekolah.
"Jika di suatu tempat itu sudah tidak ada tempat yang baik udaranya, baru dipindahkan ke shelter di daerah lain," imbuh Agus.
BACA JUGA: Menteri LHK: Beri Kami Kesempatan
Meski begitu, kata Agus, enam kapal perang tetap disiapkan untuk evakuasi warga yang rentan. Tiga kapal ditempatkan di Sumatera Selatan dan sisanya di Kalimantan. (flo/jpnn)
BACA JUGA: Misbakhun Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terbaik ke-5 Dunia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bencana Asap Ancam Stabilitas Sosial Ekonomi
Redaktur : Tim Redaksi