jpnn.com, JAMBI - Sekolah tak melulu soal mengajarkan murid untuk mengerjakan tugas dan menghafal seluruh isi buku pelajaran.
Sekolah juga menjadi tempat siswa - siswi berkreasi menunjukan hasil dari mereka belajar. Itulah yang ditunjukan para murid dari SD 13/1 Muara Bulian, Batang Hari, Jambi.
BACA JUGA: 200 Sekolah di Batang Hari Bisa Berubah dengan Praktik Baik
Para murid di sekolah itu diajarkan berkreasi dari hasil belajar ilmu pengetahuan untuk membuat karya tangan. Salah satunya membuat batik jumputan dari Jambi dengan motif umum.
BACA JUGA : Puluhan Anak Jalur Prestasi Kena Imbas Penambahan Kuota PPDB Sistem Zonasi
BACA JUGA: 26 Sekolah di Batang Hari Berhasil Berbenah lewat Program PINTAR
Praktik membuat batik jumputan ini ditunjukan dua siswi SD 13/1 Muara Bulian Nabila Salsabila dan Dina Azura didampingi wali kelas Roswita Asra di Showcase Tanoto Foundation di Batang Hari, Jambi.
"Bahan yang disiapkan kain mori putih polos, air, pewarna pakaian, kelereng atau uang logam, dan air panas serta karet," kata Nabila menjelaskan cara pembuatan.
BACA JUGA: Inspirasi Dorong Kepala Sekolah Tingkatkan SDM Kepemimpinan
Gadis itu tanpa malu - malu memeragakan pembuatan batik tersebut pada setiap pengunjung yang mampir ke stan sekolah mereka di showcase.
"Sebelumnya ambil batu kerikil atau uang logam kemudian ikatkan pada kain mori menggunakan karet. Lalu masukkan ke air putih biasa. Hingga basah. Setelah itu masukkan ke dalam air yang telah diberi warna sesuai selera. Air panas. Direndam selama 45 menit. Setelah kain tercampur warnanya, lepaskan karetnya. Jadinya motif batik jumputan," sambung Nabila.
Mudah kan? silakan jika Anda pun ingin mencoba mempraktikkannya sendiri di rumah.
Keterampilan Nabila dan Dina rekannya, saat presentasi di showcase adalah salah satu contoh praktik baik yang dijalankan lewat Program PINTAR Tanoto Foundation.
BACA JUGA : Menpora Memotivasi Atlet dengan Contohkan Prestasi Lalu Zohri dan Egy Maulana
Para murid diajarkan untuk aktif dan berkreasi. Berani tampil presentasi dan tidak selalu hanya menjadi pendengar yang baik di kelas tanpa aksi.
Roswita, sang guru mengaku selain mengajarkan keaktifan siswa, program PINTAR juga memberi semangat baru bagi sekolahnya lewat kegiatan literasi.
Kegiatan itu menumbuhkan minat baca para murid, untuk menambah wawasan luas. Dia bersyukur program PINTAR membawa perubahan dan peningkatan untuk para siswa.
"Sekarang setiap 15 menit sebelum memulai pelajaran anak-anak diminta membaca buku apa saja yang mereka sukai. Mereka juga diminta mempraktikan serta presentasi dalam kegiatan belajar. Alhamdulilah sekarang murid kami mulai suka membaca," kata Roswita. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bocah 4 Tahun Tewas Mengenaskan Ditabrak Truk Batubara
Redaktur & Reporter : Natalia