Ternyata Pak Ganjar yang Tak Pernah Salat Itu Bukan Gubernur Jawa Tengah

Rabu, 10 Februari 2021 – 11:25 WIB
Pihak Tiga Serangkai Pustaka Mandiri menunjukkan buku Teladan Mulia Pendidikan Agama Islam yang memuat soal dengan nama Ganjar. Mereka menegaskan, buku diterbitkan pertama sejak 2009. Foto: ANTONIUS CHRISTIAN/RADAR SOLO

jpnn.com, SURAKARTA - PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri mengklarifikasi potongan soal dari buku pelajaran Teladan Mulia Pendidikan Agama Islam kelas VI yang mereka terbitkan.

Dalam soal tersebutlah nama Pak Ganjar, yang digambarkan sebagai sosok yang tidak pernah bersyukur, tak pernah salat meskipun beragama Islam.

BACA JUGA: Wah Ada yang Coba Serang Pak Ganjar Lewat Soal Ujian di Buku Pelajaran?

Viral. Penggunaan nama Ganjar dalam soal itu memantik reaksi warganet. Sebab, namanya sama dengan nama depan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

General Manager PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Mas Admuawan mengatakan, nama pada soal tersebut tidak mendeskripsikan sosok Ganjar Pranowo.

BACA JUGA: Viral, Nama Anies Ada di Soal Ujian Sekolah, Ini Komentar Disdik DKI

Pihaknya juga sudah menjelaskan kepada Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah dan Polresta Surakarta, yang mendatangi kantor percetakan di Jalan Prof. DR. Supomo No. 23, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan ini.

"Buku ini terbit pertama kali tahun 2009, tentu ditulisnya tahun-tahun sebelumnya. Pak Ganjar menjadi gubernur sejak tahun 2013. Jadi, nama ini sudah ada lima tahun sebelumnya," kata Admuawan, Selasa (9/2)., seperti dilansir Radar Solo.

BACA JUGA: Pesan Ganjar Pranowo Buat Para Wartawan, Duh, jadi Terharu

Dalam kode etik penulisan buku pelajaran, lanjut dia, kaidah serta kode etik penyuntingan sudah diterapkan. Seperti tidak boleh memuat unsur suku, agama, ras, antargolongan (SARA), bias gender, serta harus memupuk nasionalisme dan ideologi bangsa.

"Jadi Ganjar di sini adalah contoh nama saja, bukan mendeskripsikan gubernur," tuturnya.

Setelah cetak pertama tahun 2009, buku ini kembali dicetak ulang tahun 2012, 2015, 2018, dan 2020. Admuawan mengatakan, pada buku terbitan baru dilakukan revisi, setelah ada perubahan kurikulum.

"Nah dalam pelajaran agama, kurikulumnya itu revisinya kecil-kecil, tidak total," kata dia.

Sebelum naik cetak, sebenarnya juga sudah diteliti oleh konsultan internal percetakan. Dan selama ini dinyatakan lolos.

"Kami sudah mengklarifikasi kepada kesbangpol dan Polresta Surakarta. Dan meminta maaf apabila ada kekhilafan kami yang sama sekali tidak kami sengaja," ucap dia.

Admuawan menyampaikan, pihaknya juga siap bertemu dengan Ganjar Pranomo untuk meminta maaf sekaligus mengklarifikasi persoalan tersebut. Ke depan pihaknya juga akan merevisi nama pada soal tersebut.

"Kami juga akan membuat surat kepada pihak cabang kami, di mana nantinya sales kami akan menerangkan pada customer kalau nama Ganjar pada buku bukan Ganjar gubernur," katanya.

Dia menambahkan, pihaknya merasa dirugikan karena dari persoalan ini banyak warganet yang mengatakan bahwa PT Tiga Serangkai merupakan perusahaan yang berpaham radikal, intoleran, dan lain sebagainya.

"Padahal banyak karyawan kami yang nonmuslim, begitu pula dengan penulis kami. Sejauh ini kami belum memiliki rencana membawa kasus ini ke ranah hukum," pungkas dia. (atn/ria)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler