Ternyata untuk Memproduksi Sekilo Keju Butuh 5.605 Liter Air, Wow! 

Kamis, 28 Maret 2024 – 12:49 WIB
Beberapa kebiasaan dan produk yang digunakan sehari-hari sebenarnya menyembunyikan penggunaan air yang besar dan menyumbang polusi bagi lingkungan. Foto dok. Nutrisi Esok Hari

jpnn.com, JAKARTA - Beberapa kebiasaan dan produk yang digunakan sehari-hari sebenarnya menyembunyikan penggunaan air yang besar dan menyumbang polusi bagi lingkungan.

Hal itu terungkap dalam peringatan Hari Air Sedunia yang dirayakan belum lama ini dan diiiringi gerakan 'menutup keran air' sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat. 

BACA JUGA: 7 Makanan Kaya Kalsium Selain Susu yang Bisa Anda Konsumsi Setiap Hari

“Setiap kali kami mengonsumsi produk hewani, kita memiliki jejak air yang sangat signifikan," kata Yohana Sadeli, pengelola Program Nutrisi Esok Hari, sebuah program yang mendorong pola makan berbasis nabati untuk kesehatan manusia dan kelestarian planet, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (28/3).

Dia menerangkan produk dan sumber makanan seperti keju, ikan, dan udang budi daya, serta daging sapi merupakan beberapa makanan yang paling banyak membutuhkan air untuk produksinya.

BACA JUGA: 5 Khasiat Minum Air Rendaman Daun Kelor, Cegah Serangan Berbagai Penyakit Ini

Diperkirakan untuk memproduksi 1 kg keju butuh 5.605 liter air, sedangkan 1 kg tahu hanya membutuhkan 149 liter hampir 38 kali lebih sedikit, dan satu liter susu sapi setara dengan lebih dari 628 liter air. 

Water Footprint Network memperkirakan dengan penerapan pola makan berbasis nabati selama sebulan dapat menghemat 688,2 liter air.

BACA JUGA: Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Raih Penghargaan ACI Airport Service Quality Awards 2023

Akan tetapi, kenyataan di lapangan bahwa publik tidak dapat secara visual mengasosiasikan produk hewani dengan semua air tersembunyi yang digunakan. 

“Saat orang membeli sepotong keju di supermarket, air mungkin bukan hal pertama yang terlintas dalam pikiran mereka, padahal sudah seharusnya demikian,” ucapnya.

Selain menggunakan air tawar dalam jumlah besar, industri tersebut juga bertanggung jawab atas pencemaran air yang berlebih, seperti eutrofikasi dan residu pestisida.

Bahan kimia tersebut dapat menciptakan zona mati, yang membahayakan kehidupan akuatik, dan kesehatan manusia bila dikonsumsi melalui air atau makanan yang terkontaminasi. 

"Penggunaan antibiotik dalam peternakan pabrik juga dikaitkan dengan kontaminasi air tanah melalui kotoran hewan," lanjutnya.

Oleh karena itu, untuk mendukung konsumsi makanan berbasis nabati, lembaga Nutrisi Esok Hari menggandeng Jiwa Laut and Rella's Kitchen.

Kerja sama itu dapat memberi dampak hingga lebih dari 120 ribu hidangan dalam setahun yang lebih sehat dan baik bagi lingkungan.

“Ini contoh bagaimana perubahan kecil dapat memberikan kemajuan besar bagi bumi dan kesehatan manusia. Kami sangat senang bisa menjadi bagian dari perubahan,” ungkap Rella Johan, pemilik Rella’s Kitchen. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bebelac & Alfamart Luncurkan Pojok Susu di 3.001


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
keju   Produksi keju   susu   Lingkungan  

Terpopuler