jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Idil Akbar memperkirakan maraknya kasus terorisme tidak secara otomatis membuat masyarakat merindukan sosok berlatar belakang militer untuk memimpin Indonesia di masa mendatang.
"Sejauh yang saya amati belum ada kenaikan signifikan (elektoral). Belum terlihat aksi teror mempengaruhi kepentingan politik personal seseorang," ujar Idil kepada JPNN, Senin (21/5).
BACA JUGA: Tidak Tahu Mana yang Benar dan Salah, Orangnya Sudah Mati
Menurut pengajar di Universitas Padjadjaran ini, di masyarakat berkembang pemahaman bahwa siapapun presidennya, terorisme tetap ada selama akar permasalahan tidak ditangani dengan baik.
"Jadi bukan persoalan ini penguatan militer masuk ke panggung politik. Di zaman SBY dulu juga ada teroris," ucapnya.
BACA JUGA: Bamsoet Minta Pemerintah Serius Atasi Radikalisme pada Anak
Idil lebih lanjut mengatakan, tindakan para teroris kaitannya dengan negara dan tidak terkait dengan politik menjelang Pilpres 2019.
Kondisi tersebut sangat dipahami oleh masyarakat. Karena itu, masyarakat lebih mengamati komitmen dan peran nyata dari pemerintah.
BACA JUGA: Penting, Serang di Jantung Keyakinan Kelompok Teroris
"Mau dari sipil atau militer yang memimpin, komitmen dan langkah nyata yang dilihat masyarakat dalam upaya pemberantasan tindak pidana terorisme," pungkas Idil. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jadi Korban Terorisme, Jurnalis Banjir Dukungan
Redaktur & Reporter : Ken Girsang