jpnn.com - SURABAYA - Beberapa terduga teroris yang dibekuk Densus 88 di Surabaya ternyata bukan kelas ecek-ecek. Mereka memiliki kemampuan merakit bom yang canggih.
Bahkan, sudah punya amunisi yang cukup untuk menebar teror. Hal ini diketahui dari barang bukti yang dimusnahkan polisi.
BACA JUGA: Bappenas Tak Setuju Kementerian LHK Beli Helikopter
Kemarin (9/6), Polrestabes Surabaya, Polres Pelabuhan Tanjung Perak, dan Gegana memusnahkan bom rakitan dan bahan peledak milik pelaku teroris. Semua barang bukti yang dihancurkan itu disita dari rumah pelaku Priyo Hadi Purnomo, di Lebak Timur III D/ 18.
”Tiga bom rakitan ini tergolong high explosive,” terang Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Iman Sumantri.
BACA JUGA: Cek Jadwalnya Di Sini
Iman tidak menjelaskan secara detail berapa radius bom tersebut. Namun dia memastikan bahwa bom itu memang tergolong canggih. Dia menyorot bom rakitan yang bisa meledak jika terkena cahaya. Dari sana bisa diketahui bahwa para teroris tersebut memang terlatih membuat bom.
Lokasi pemusnahan barang bukti itu sendiri dilakukan di pinggiran Kota Surabaya. Lokasinya dekat dengan perbatasan Kabupaten Gresik. Sebuah lahan kosong seluas sekitar tiga hektare di Osowilangun dijadikan tempat pemusnahan.
BACA JUGA: OSO: Menteri BUMN Belum Paham Kartel Daging
Sejak pukul 11.00, tim gegana sudah tiba di lokasi dengan mobil hitam berlogo burung walet. Sebuah tenda berukuran kecil beratap putih disiapkan untuk pimpinan kepolisian yang mengawasi proses pemusnahan. Police line dipasang sekitar 5 meter dari tenda tersebut. Selepas police line, gegana menyiapkan lubang galian untuk menanam bom di bawah permukaan tanah.
Setelah persiapan keamanan area siap, polisi mulai mengeluarkan bom satu persatu. Dari kejauhan terlihat petugas mengangkat bom tersebut dengan hati-hati. Semuanya dibungkus dengan cover kain warna merah. Petugas sempat meletakkan bom tersebut untuk dicek.
Tak lama dua petugas terlihat membawa benda itu ke tengah lapangan. Mereka lantas mulai menanamnya ke lubang yang telah disiapkan. ”Dalamnya sekitar setengah meter,” ucap salah seorang anggota gegana.
Selepas itu, lokasi penanaman barang bukti tersebut dipasang bendera merah. Jaraknya sekitar 100 meter dari tenda pengawas. Proses pemusnahan pun dilakukan.
Di depan tenda, terdapat satu mobil yang berfungsi sebagai pengontrol peledakan. Empat orang petugas terlihat berlindung di balik mobil tersebut. Sejurus kemudian, ada aba-aba yang dilontarkan petugas melalui pengeras suara.
Ledakan keras pun terdengar. Suaranya juga diiringi permukaan tanah yang bergetar. Di titik ledakan, tanah juga ikut beterbangan. Setelah bom hancur, ada seorang petugas yang mengenakan pakaian body armor seberat 48 kg. Dia bertugas untuk memastikan apakah bom yang dihancurkan itu sudah benar-benar mati.
Di tengah pemusnahan tersebut Iman menyampaikan bahwa pihaknya menjamin keamanan Kota Pahlawan. Penangkapan teroris itu menjadi pembelajaran semua pihak. Kepolisian meminta masyarakat untuk berpartisipasi aktif dan peka terhadap lingkungan sekitarnya.
”Bahkan kalau saudara sendiri terlibat laporkan saja,” tegas mantan Dirreskrimum Polda Jawa Barat tersebut.
Polisi dengan tiga melati di pundak itu menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir dengan ancaman teror. Kepolisian selalu mengantisipasi pergerakan para pelaku teror. Sama seperti gagalnya skenario Thamrin yang menargetkan Surabaya sebagai sasaran.
Senada dengan Iman, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Takdir Mattanete juga terus menyiagakan anggotanya.
Terutama pemantauan penyelundupan bahan peledak yang dikirim dari luar Jawa. ”Kami pastikan gerbang masuk Surabaya melalui Tanjung Perak akan tetap aman,” ucap Takdir. (did/rid)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ryamizard: Kemenhan Bentuk Tim Intelijen
Redaktur : Tim Redaksi