BACA JUGA: KPK Selamatkan Uang Negara Rp 192 M
Mereka menjalani rekonstruksi yang dipimpin penyidik utama Densus 88 Mabes Polri AKBP Heri N.Rekonstruksi yang berlangsung sekitar tiga jam sejak pukul 12.30 itu berlangsung lancar meski diiringi gerimis
BACA JUGA: Pengunjung Sidang Tewas Tertikam
Kaki mereka diborgol begitu sampai di lokasi dengan menumpang bus milik Polda SumselLima orang itu adalah Abdurrahman Taib, Sugiarto, Agustiawarman, Wahyudi, dan Heri Purwanto
BACA JUGA: Ambalat Kembali Gawat
”Proses rekonstruksi untuk membuat terangnya perkara dan untuk meyakinkan majelis hakim dalam proses sidang kelak,” kata seorang penyidik kepada Jawa Pos di lokasiPara tersangka tampak kooperatif dengan penyidik untuk menyelesaikan 15 adegan”Kita ingin segera cepat selesaiMalu dilihat banyak orang,” kata Sugianto, jago rakit bom yang baru berusia 21 tahunDari pengamatan Jawa Pos yang terbang sepesawat dengan tersangka, tidak ada ketegangan di wajah mereka karena penyidik memperlakukan mereka dengan baikAdegan dimulai dari kedatangan Abdurrahman bersama Sugiarto dan Agus yang menggunakan dua sepeda motor ke Jalan PeperaMereka tengah memindahkan bahan peledak dan bahan pembuat bom dari rumah AbdurrahmanYang di dalam kardus berisi 4 kaleng potasium khlorat, 2 bom pipa, 1 pucuk revolver, dan 11 peluruDi dalam tas selempang ada dua buah bom pipaLalu, juga ada dua buah tas jinjing berisi bahan peledak.
Di rumah itu mereka diterima oleh Wahyu dan HeriWahyu adalah penjaga rumah yang dipercaya Fauzi Bustami, anak Burhan Alamsyah”Kami memindahkan barang-barang itu karena Fajar Taslim ditangkap polisi,” tambah Abdurrahman yang dituakan dalam kelompok tanpa nama ituFajar alias Hasan adalah anggota Jamaah Islamiah Singapura yang dibekuk beberapa hari sebelumnya di Sekayu, Musi Banyusasin
Namun dalam rekonstruksi itu, Hasan tidak dilibatkanSetelah sampai di rumah berbahan dasar kayu itu, bahan peledak tersebut langsung diusung ke atas plafon rumahUntuk apa? ”Pak Fauzi itu sering datang ke rumah iniGak enak kalau ada barang di rumahnya tanpa tahu itu milik siapa,” kilah Wahyu. Bujang 35 tahun yang tak punya pekerjaan tetap itu mengaku dirinya juga tidak tahu isi kardus dan tas tersebut”Saya tahunya saat dibongkar polisiSaya pikir hanya alat buat bom, bukan bomnya,” akunya.
Rekonstruksi ditutup dengan adegan saat Wahyu dan Heri yang mencoba melarikan diri ketika dibekuk polisiSemua bagian rekonstruksi itu nanti disertakan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) yang segera dilimpahkan ke Kejaksaan Agung”Kita segera limpahkan karena sudah menahan mereka sekitar tiga bulan,” tambah penyidik yang lainJuga terungkap jika rencana mereka meledakkan kafe Bedudal, Bukit Tinggi, Sumbar, Oktober 2007 batal karena ada WNI yang masuk ke dalam kafePadahal, picu bom sudah dua kali diaktifkan(naz/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Panglima TNI Tunggu Undangan Pansus Orang Hilang
Redaktur : Tim Redaksi