Teroris Simpan Bom di Atas Plafon

Rabu, 22 Oktober 2008 – 06:50 WIB
Foto : Farouk Arnaz/JAWAPOS
PALEMBANG – Pengungkapan jaringan teroris Palembang memasuki babak baruSetelah dibekuk Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri akhir Juni lalu, Selasa (21/10) lima orang –di antara  sepuluh pelaku yang ditangkap– dikeler ke lokasi kejadian di rumah milik mendiang Burhan Alamsyah, Jalan Papera RT 34 No 2110, Kelurahan Sei Pangeran, Palembang

BACA JUGA: KPK Selamatkan Uang Negara Rp 192 M

Mereka menjalani rekonstruksi yang dipimpin penyidik utama Densus 88 Mabes Polri AKBP Heri N.

Rekonstruksi yang berlangsung sekitar tiga jam sejak pukul 12.30 itu berlangsung lancar meski diiringi gerimis
Para tersangka yang diboyong dari Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, itu dikawal ketat

BACA JUGA: Pengunjung Sidang Tewas Tertikam

Kaki mereka diborgol begitu sampai di lokasi dengan menumpang bus milik Polda Sumsel
Beberapa anggota Brimobda Sumsel dilibatkan untuk berjaga-jaga di gang-gang sekitar lokasi yang memang merupakan kampung padat penduduk.

Lima orang itu adalah Abdurrahman Taib, Sugiarto, Agustiawarman, Wahyudi, dan Heri Purwanto

BACA JUGA: Ambalat Kembali Gawat

”Proses rekonstruksi untuk membuat terangnya perkara dan untuk meyakinkan majelis hakim dalam proses sidang kelak,” kata seorang penyidik kepada Jawa Pos di lokasiPara tersangka tampak kooperatif dengan penyidik untuk menyelesaikan 15 adegan”Kita ingin segera cepat selesaiMalu dilihat banyak orang,” kata Sugianto, jago rakit bom yang baru berusia 21 tahun

Dari pengamatan Jawa Pos yang terbang sepesawat dengan tersangka, tidak ada ketegangan di wajah mereka karena penyidik memperlakukan mereka dengan baikAdegan dimulai dari kedatangan Abdurrahman bersama Sugiarto dan Agus yang menggunakan dua sepeda motor ke Jalan PeperaMereka tengah memindahkan bahan peledak dan bahan pembuat bom dari rumah AbdurrahmanYang di dalam kardus berisi 4 kaleng potasium khlorat, 2 bom pipa, 1 pucuk revolver, dan 11 peluruDi dalam tas selempang ada dua buah bom pipaLalu,  juga ada dua buah tas jinjing berisi bahan peledak.

Di rumah itu mereka diterima oleh Wahyu dan HeriWahyu adalah penjaga rumah yang dipercaya Fauzi Bustami, anak Burhan Alamsyah”Kami memindahkan barang-barang itu karena Fajar Taslim ditangkap polisi,” tambah Abdurrahman yang dituakan dalam kelompok tanpa nama ituFajar alias Hasan adalah anggota Jamaah Islamiah Singapura yang dibekuk beberapa hari sebelumnya di Sekayu, Musi Banyusasin

Namun dalam rekonstruksi itu, Hasan tidak dilibatkanSetelah sampai di rumah berbahan dasar kayu itu, bahan peledak tersebut langsung diusung ke atas plafon rumahUntuk apa? ”Pak Fauzi itu sering datang ke rumah iniGak enak kalau ada barang di rumahnya tanpa tahu itu milik siapa,” kilah Wahyu.  Bujang 35 tahun yang tak punya pekerjaan tetap itu mengaku dirinya juga tidak tahu isi kardus dan tas tersebut”Saya tahunya saat dibongkar polisiSaya pikir hanya alat buat bom, bukan bomnya,” akunya.

Rekonstruksi ditutup dengan adegan saat Wahyu dan Heri yang mencoba melarikan diri ketika dibekuk polisiSemua bagian rekonstruksi itu nanti disertakan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) yang segera dilimpahkan ke Kejaksaan Agung”Kita segera limpahkan karena sudah menahan mereka sekitar tiga bulan,” tambah penyidik yang lainJuga terungkap jika rencana mereka meledakkan kafe Bedudal, Bukit Tinggi, Sumbar, Oktober 2007 batal karena ada WNI yang masuk ke dalam kafePadahal, picu bom sudah dua kali diaktifkan(naz/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Panglima TNI Tunggu Undangan Pansus Orang Hilang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler