jpnn.com, LUMAJANG - Dua bocah bernama Nd dan Fy masih trauma berat. Kedua siswa kelas 1 SDN 2 Bayu Putih Lor, Lumajang, Jatim ini takut masuk sekolah.
Mereka takut masuk sekolah jika tak diantar orang tuanya.
BACA JUGA: Bocah Malang Itu Tewas Dicambuk Pengawas Sekolah
Itu terjadi karena mereka sering menjadi korban kekerasan dan pemerasan yang diduga dilakukan tukang kebun sekolah.
Kejadian kekerasan dan pemerasan ini telah berlangsung lama.
BACA JUGA: Guru Olahraga Pukul Siswi hingga Berdarah
Semua temannya yang berjumlah 30 juga mengalami perlakuan sama.
Terduga pelaku, BS, meminta uang pada korban setiap harinya.
Jika tak memiliki uang, terduga pelaku menyuruh korban mencuri uang milik orang tuanya. Jika tetap tidak dilakukan, korbannya dipukuli.
Bahkan salah satu temannya, Fy, yang mengetahui korban dipukul, disekap dalam kamar kecil sekolah.
BACA JUGA: LPAI: Libatkan Polisi dalam Pengamanan Sekolah
Beruntung, aksi itu cepat diketahui. Karena teman korban ini menangis di dalam kamar dalam kondisi telah terkunci.
Para orang tua tentu geram karena di dalam sekolah ada tindakan dugaan kekerasan dan pemerasan.
Bahkan ada lima korban yang mengakui pada orang tuanya, telah diperlakukan sama oleh terduga pelaku.
Para korban ini selain Nd dan Fy ada juga Za, Na dan Fl.
Wali murid meminta, pihak sekolah memberikan sanksi pada terduga pelaku, agar kejadian serupa terulang lagi.
Terutama agar anak-anaknya kembali ke sekolah tanpa rasa takut.
Ironisnya, wali murid dan korban yang datang ke Mapolsek Randuagung, untuk melaporkan kejadian itu, ditolak karena tak ada penyidiknya.
Polisi meminta korban datang lagi kembali lagi Senin mendatang.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 2 Bayuputih Lor, Sugianto, tak mau menjawab saat dikonfirmasi melalui ponselnya.(end/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Teganya...Istri Hakim Siksa PRT Usia 10 Tahun
Redaktur & Reporter : Natalia