jpnn.com - KEDIRI – Balap liar di kawasan Simpang Lima Gumul (SLG) sangat meresahkan. Minggu (13/7) puluhan remaja mengeroyok dua petugas Satpol PP Kabupaten Kediri yang berusaha membubarkan mereka. Akibatnya, Kukuh Purboyo, 26, warga Burengan, Pesantren, Kota Kediri, dan Mikhul Huda, 30, warga Desa Maron, Kecamatan Banyakan, harus dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Kediri.
Menurut informasi yang dihimpun Radar Kediri, pengeroyokan tersebut dipicu peringatan yang dilakukan petugas satpol PP. Saat itu sekitar pukul 17.00 empat petugas berpatroli di SLG. Selain Kukuh dan Huda, dua petugas lain adalah Sutarji, 30, warga Doko, Kecamatan Ngasem, dan Triwahyudi, 27, warga Karangrejo, Kecamatan Ngasem.
BACA JUGA: Merampok Pejabat karena Sakit Hati
Saat berpatroli itulah mereka melihat puluhan remaja melakukan balap liar di utara Bank Daerah di SLG. Karena dirasa sangat mengganggu, Kukuh dkk memberikan peringatan. Mereka sempat beradu argumen.
“Kami melarang balap liar di sana. Tetapi, mereka malah mengancam. Ada sekitar 30 orang,” kata Kukuh saat ditemui di RS, Senin (14/7).
BACA JUGA: Perampok Beraksi Jelang Sahur, Gasak Rp 15 Juta
Lantaran kalah jumlah, mereka memutuskan melaporkan kejadian tersebut kepada polisi. Sutarji dan Triwahyudi pun langsung menuju Subsektor Ngasem yang lokasinya tidak jauh dari sana. Sementara itu, Kukuh dan Huda menunggu di tempat kejadian perkara (TKP). “Saya stand by di lokasi. Posisi saya paling dekat,” ujar Kukuh.
Setelah mengetahui dua petugas itu melapor, puluhan remaja yang sempat diingatkan tersebut berbuat nekat. Tanpa banyak bicara, mereka mengeroyok Kukuh yang berdiri sendiri. Kukuh menjadi bulan-bulanan. Mengetahui hal itu, Huda yang berada di dekatnya berusaha melerai.
BACA JUGA: Ciuman di Depan Masjid, 3 WNA Dikeroyok Warga
Namun, nasibnya sama. Puluhan remaja tersebut melampiaskan kemarahan. Mereka memukul dan menendang tubuh dua petugas itu. ’’Saya tidak bisa menghindar. Huda masih bisa mengelak,’’ ungkap Kukuh.
Untungnya, aksi tersebut tidak berlangsung lama. Sebab, petugas polsek yang menerima laporan langsung menuju TKP. Puluhan remaja itu pun melarikan diri dengan sepeda motor masing-masing. Sementara itu, Kukuh tergolek tidak berdaya. Dia terluka memar di dahi, perut, dan bibir. Huda hanya mengalami luka ringan.
Kapolsek Gampengrejo AKP Indono Heroe Joedo menyatakan, saat ini pihaknya tengah mendalami kasus tersebut. Setelah kejadian, dua orang diperiksa sebagai saksi. Mereka adalah Fafa Pradika, 26, warga Burengan, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, dan Erik, 30, warga Desa Joho, Kecamatan Semen.
Keterangan kedua saksi sangat diperlukan. Sebab, berdasar pengakuan korban, keduanya terlibat pengeroyokan. ’’Makanya, mereka langsung kami periksa,’’ tutur Joedo kemarin.
Namun, Fafa dan Erik tidak mengaku terlibat. Karena itu, petugas belum berani menetapkan mereka sebagai tersangka. Apalagi bukti lain belum kuat. ’’Saat ini mereka masih kami tahan. Kalau buktinya tidak kuat, sebelum 24 jam kami lepaskan,’’ ungkap mantan Kapolsek Ngancar itu.
Meski belum ada tersangka, kata Joedo, pihaknya sudah mengantongi satu nama yang diduga kuat sebagai provokator. Dia adalah Jn, warga Kota Kediri. Saat ini polisi masih melakukan pengejaran. ’’Dia melarikan diri,’’ terangnya.
Atas perbuatan tersebut, pelaku terancam dijerat pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dengan hukuman paling lama tujuh tahun penjara. Mengenai balap liar, Joedo mengakui bahwa SLG memang sering dijadikan arena bagi puluhan pemuda. Bukan hanya pada Minggu, melainkan hampir tiap hari.
Selama ini, tambah dia, pihaknya sering melakukan razia. Tetapi, mereka tidak pernah jera melakukan balap liar. ’’Tiap malam Minggu kami rutin beroperasi. Tiap petugas datang, mereka membubarkan diri,’’ ujar Joedo. (baz/JPNN/c19/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Usia Belasan jadi Pentolan Perampok Berpedang
Redaktur : Tim Redaksi