jpnn.com, JAKARTA - Prof Din Syamsuddin mengungkap alasan kenapa dirinya tidak masuk di struktur kepengurusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang kini dipimpin KH Miftachul Akhyar.
Menurut Din, dirinya tidak masuk struktur bukan karena tersingkir, tetapi memang dia menolak jadi pengurus organisasi yang menjadi wadah ulama dan zuama itu.
"Saya tidak masuk dalam kepengurusan baru MUI adalah karena saya tidak bersedia," kata Din kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (28/11).
Mantan ketua Dewan Pertimbangan MUI itu menyebutkan, seandainya tim formatur memasukkan dalam struktur dia juga tidak bersedia.
BACA JUGA: Pesan Panglima TNI dari Tanah Papua, Tegas
Sebab, sebelum Munas MUI, dia sudah menyampaikan di rapat pleno terakhir Dewan Pertimbangan MUI pada 18 November 2020 bahwa dirinya ingin berhenti dari aktivitas organisasi yang pernah dipimpinnya itu.
Din merasa sudah terlalu lama menjadi pengurus MUI, yaitu sekitar 25 tahun. Baik menjadi sekretaris, sekretaris umum, wakil ketua umum, ketua umum dan ketua dewan pertimbangan MUI.
BACA JUGA: Ulin Lolos dari Pembantaian Satu Keluarga, 100 Pasukan Dikerahkan Memburu Ali Kalora
"Dalam kaitan ini saya meminta maaf kepada segenap anggota Wantim MUI yang mendukung agar saya tetap memimpin Wantim MUI," kata mantan ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu.
Dia juga memutuskan tidak menghadiri Munas MUI karena berharap terjadinya regenerasi dan berprasangka baik bagi mereka yang berkeinginan kuat menjabat posisi tertentu.
"Saya mendengar dan mengetahui ada pihak yang ingin menjadi ketua Wantim MUI dan pengurus MUI. Saya berbaik sangka mereka ingin berkhidmat di MUI, maka sebaiknya diberi kesempatan. Biarlah umat yang menilai dan Allah SWT yang mengganjari," tutur Din.
Din mengatakan, bagi pejuang Islam tidak terbatas bergerak di MUI saja, tetapi bisa berperan di mana pun.
"Jadi tidak masuk dalam kepengurusan suatu organisasi jangan dianggap sebagai masalah besar, begitu pula masuk dalam kepengurusan bukanlah hal istimewa," pungkas Din Syamsuddin.(antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam