Terungkap, Ini Motif Serka KC Tembak Mati 3 Warga Prabumulih

Minggu, 09 Desember 2018 – 11:13 WIB
TKP: Lokasi kejadian kasus penembakan 3 warga Prabumulih yang terjadi Kamis (6/12). Foto: Dian/Sumatera Ekspres

jpnn.com, PRABUMULIH - Polisi akhirnya berhasil mengungkap motif dibalik kasus pembunuhan tiga warga Prabumulih, Sumsel, yang dilakukan oknum TNI bernama Serka Kurniawan Chandra, (KC), 32, dua hari lalu.

Penembakan terhadap tiga korban yakni Faisal, 45, Zainal Imron alias Enal, 45, dan Luken, 30, karena dia terlilit utang.

BACA JUGA: Serka KC Bunuh Tiga Warga, Dandim Muara Enim Bilang Begini

Usai menembak ketika korban di Jl Aroe RT 5 RW 3, Kelurahan Gunung Ibul Barat, Prabumulih Timur, Kamis siang, dia berusaha mengakhiri hidupnya dengan meletuskan peluru ke kepala sendiri.

Hanya saja, tak banyak yang bisa diungkap dari sang tentara karena nyawanya juga tak tertolong setelah sempat dirawat di IGD RSUD Prabumulih. Jumat (7/12), pukul 03.30 WIB, anggota Bais (Badan Intelijen Strategis) ini meninggal.

BACA JUGA: Dor! Serka KC Tembak Kepalanya Usai Menembak Mati Tiga Warga

Jenazahnya dibawa ke rumah orang tuanya di komplek CPM (Corp Polisi Militer), Kelurahan Wonosari, Kecamatan Prabumulih Utara. Pantauan koran ini di sana,

tenda telah terpasang di depan rumah. Para pelayat silih berganti berdatangan untuk turut berbelasungkawa.

BACA JUGA: Pembunuhan Sadis, 3 Orang Tewas dengan Luka Tembak di Kepala

Chandra merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Dia satu-satunya pria, dua adiknya perempuan. Tri, adik bungsu Chandra mengatakan, kakaknya tersebut berpangkat Serka dan ditugaskan di Muara Enim. “Istrinya, yuk Ratih, punya tiga anak yang masih kecil,” jelasnya.

Menurut Tri, Chandra baru selesai pendidikan. “Sepengetahuan kami tidak ada masalah," ujarnya. Dia dan keluarga mendapat informasi setelah mendapatkan telepon dari Ratih sekitar pukul 15.00 WIB. Kabarnya, kena tembakan dan kondisinya sehingga harus dirawat di IGD RSUD Prabumulih.

Ditegaskan Tri, kakaknya sosok yang baik, tumpuan keluarga dan panutan yang sangat diandalkan. Sebagai anak tua, Chandra juga paling dibanggakan. "Dia tidak pernah mengeluh," tuturnya. Selalu mengantarkan ayah mereka berobat dan terapi karena stroke.

"Tidak ada masalah, rajin ke sini dengan anak istrinya. Makanya kami dari pihak keluarga tidak menyangka sama sekali kejadian ini," ucapnya. Kesehariannya, Chandra yang punya bisnis galon di rumahnya dikenal humoris dan ceria.

"Tanyalah dengan tetangga di sini. Dia mudah menolong orang. Tumpuan semua kalau ada masalah di dusun,” imbuh Tri. Biasanya, Chandra cerita dan bermusyawarah jika ada masalah. “Tapi ini tidak ada cerita sama sekali. Tapi kami sudah ikhlas,” bebernya.

Tanda-tanda adanya musibah ini sebenarnya dialami Tri. Sekitar tiga minggu lalu, dia sempat bermimpi patah gigi. Sedangkan bapaknya, mimpi didatangi keluarga mereka yang sudah meninggal. Kemarin, usai salat jumat, almarhum Serka Kurniawan Chandra dimakamkan di Taman Baka, secara militer.

Terpisah, Dandim 0404 MPP (Muara Enim, Prabumulih, PALI) Letkol Teadi Aulia dibincangi di Markas CPM kemarin (7/12) mengaku, sudah tahu adanya kejadian itu, dua hari lalu. Mobil Rush hitam BG 1361 ZB yang sempat dikendarai Serka Kurniawan Chandra ke rumah Faisal tampak terparkir di halaman Kodim.

“Itu anggota saya dengan statusnya kondisi depresi. Yang bersangkutan bunuh diri dengan menembak kepalanya," ucap dia. Terakhir ditugaskan ke Bais. Ditegaskannya, tak elok membicarakan orang yang sudah meninggal. Apalagi memvonis seseorang baik atau tidak. "Kita tidak tahu bagaimana kehidupan dia," imbuhnya.

Yang jelas, tentara juga manusia. “Kita pasti pernah salah. Saya juga pernah berbuat salah, tinggal penyelesaiannya," imbuh Teadi. Jika biasanya masyarakat melihat tentara itu kuat dan “super”, maka pada kejadian ini bisa dilihat kalau sebenarnya tentara manusia biasa.

"Yakinlah, kejadian ini hanyalah oknum dan sebagian besar dari kami mempunyai jiwa yang memang untuk negara serta masyarakat," sebut Teadi. Pihaknya sejak Kamis malam sudah membantu di rumah para korban. Mulai dari memasang tenda, menyediakan makanan hingga kemarin membantu pemakaman.

Berturut-turut, almarhum Faisal dimakamkan pukul 09.00 WIB, almarhum Luken pukul 10.00 WIB dan usai salat Jumat almarhum Zainal. Dari Kodim juga memberikan juga santunan tujuh hari kedepan. "Jajaran kami siap membantu," tegasnya.

Ditanya soal faktor depresi yang dialami Chandra, sang komandan menjelaskan kalau sebabnya karena uang. Anak buahnya itu punya pinjaman, tapi tidak terjadi kesepakatan. Ditambah yang bersangkutan dalam kondisi tidak bagus dan tak mampu kendalikan diri. Terjadilah peristiwa penembakan itu.

“Dasarnya utang piutang antar teman, berempat. Chandra punya utang. Mungkin terus ditagih dan ada kata-kata yang tidak mengenakkan sehingga mungkin dia merasa ‘oh teman saya kok seperti ini’,” bebernya.

Teadi menegaskan, belum tahu berapa besar utang almarhum Chandra dan itu masih diselidiki. Namun untuk senjata yang digunakan memang pabrikan. "Tapi masih diselidiki juga karena untuk perorangan kita ada lagi ketentuan standar untuk memiliki senjata," jelasnya.(chy/kms/wly)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 4 Fakta Pembunuhan Sadis Bocah Gembala di Takalar


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler