Terungkap! Jan Prince Serap Dua Permasalahan Saat Berdialog dengan Petani Mojokerto

Sabtu, 16 Maret 2019 – 20:25 WIB
Tampak Petani di Gondang, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur saat panen padi di sawah. Foto: Ist

jpnn.com, MOJOKERTO - Harga pupuk dan sarana pertanian yang tinggi dan pasokan terbatas saat masa tanam sering menjadi masalah yang dihadapi petani. Selain itu, harga jual yang rendah saat masa panen juga kerap dihadapi petani.

Demikian dua permasalahan yang mengemuka saat puluhan warga Desa Modongan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur berdialog dengan Calon Legislatif DPR RI Dapil 8 Jawa Timur, Jan Prince Permata, kemarin.

BACA JUGA: Puluhan Ribu Petani Bali Siap Jadi Pahlawan Pangan di Era Milenial

Jan Prince bertemu petani dan warga Desa Modongan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur

BACA JUGA: Banjir di Ngawi, Petani Merugi hingga Rp 33 Miliar

Agus Suyono (55 tahun) petani warga Dusun Genuk Watu, Desa Modongan, berharap negara baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, DPR RI, dan DPRD memberi perlindungan yang lebih nyata bagi petani ke depannya.

BACA JUGA: Jatimnomics, Pendekatan Kesejahteraan Tahan Krisis

BACA JUGA: Ketum GPN: Petani Harus Jadi Pemersatu

"Bagi kami, menjadi petani bukan saja untuk bertahan hidup, tapi telah menjadi budaya dan pandangan hidup. Kiranya negara ke depan lebih memberi perhatian lagi kepada petani kecil seperti kami," kata Agus.

Pernyataan Agus ini, ditimpali dan didukung oleh petani lain. Wahyudi (32 tahun) menyatakan harga pupuk yang kadang tinggi dan pasokannya terbatas juga sering mempersulit petani.

“Petani enggak minta muluk-muluk, harga pupuk jangan mahal dan harga jual saat panen jangan jatuh, itu saja. Kalau dipenuhi kami sangat bersyukur. Kami lihat niat pemerintah dan negara sudah baik, tolong ditingkatkan," ucapnya.

Jan Prince Permata setuju dengan pandangan para petani. Magister Ilmu Ekonomi jebolan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menekankan harga sarana produksi pertanian seperti pupuk dan obat-obatan yang terjangkau dan pasokannya cukup, harus dipenuhi pemerintah. Di sisi lain, saat panen, pemerintah harus mampu menjamin harga beli di tingkat petani agar tak jatuh.

“Kalau petani tak berdaya, tidak kuat, negara kita akan lemah. Petani, pertanian dan desa wajib hukumnya diperkuat. Kini perhatian ke petani dan desa sudah baik, khususnya di Dapil 8 Jawa Timur. Ke depan harus ditingkatkan," tegas Sarjana Pertanian IPB ini.

Menurut Jan, Indonesia ke depan membutuhkan pemimpin-pemimpin dan wakil rakyat yang memahami pertanian, petani dan desa dengan sebaik-baiknya.

"Indonesia kita ini butuh pemimpin baik di level pusat maupun daerah, juga wakil rakyat baik di DPR RI maupun daerah-daerah yang memahami hati dan pikiran petani. Semoga kedepannya semakin banyak," kata Jan yang maju melalui Partai Demokrat Nomor Urut 5.

Jan yang mantan Jurnalis maju mewakili Kota dan Kabupaten Madiun, Kota dan Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Jombang.

“Mayoritas pemilih di Dapil 8 Jawa Timur adalah petani. Sisanya pelaku usaha mikro kecil dan menengah. Saya memang berjuang untuk kebijakan-kebijakan propetani dan UMKM," kata bekas Staf Ahli DPD RI ini.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pentingnya Digitalisasi Untuk Kesejahteraan Petani


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler