jpnn.com - JAKARTA - Mabes Polri memastikan Dwi Djoko Wiwoho bergabung dengan gerakan Negara Islam atau ISIS karena terpengaruh dari ajakan orang lain. Selain itu, Polri juga menduga Djoko dan keluarganya berangkat bersama 25 orang lainnya menuju Suriah.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Suharsono, mengatakan fakta ini ditemukan dari pesan dalam akun Facebook Djoko yang berhasil dilacak polisi.
BACA JUGA: Polisi Segera Selidiki Kejanggalan Kematian Mahasiswi UNJ
"Ini menunjukan bahwa mereka ada yang memberangkatkan, bukannya berangkat sendiri," kata Suharsono, Rabu (11/11).
Dari catatan pesan di akun Facebook tersebut, polisi juga mendapati Djoko semakin mantap bergabung dengan ISIS karena sudah terperdaya dengan perekrutnya.
BACA JUGA: Heboh! Serangga Berpunggung Mirip Wajah Manusia di Gunung Tidar
"Inilah jalan kami menuju surga," kata Suharsono menirukan pesan Djoko yang berhasil dilacak polisi.
Untuk itu, pihaknya terus melakukan pengecekan mendalam terkait kebenaran info itu.
BACA JUGA: Awas yang Biasa Main Judi Bola, Nih Sudah Ada yang Ditangkap Polda Metro!
"Tentu kita juga cek data-data dan mengecek komunikasi dan informasi serta siapa yang mempengaruhi sehingga yang bersangkutan pergi," ucapnya.
Keyakinan yang sama juga disampaikan mantan Ketua Otorita Batam (sekarang BP Batam) Ismeth Abdullah. Ismeth yakin Djoko gabung dengan ISIS karena pengaruh orang lain.
"Dia itu direkrut dari Batam ini," kata Ismeth di Harmoni One Batamcenter, seperti dikutip dari batampos.co.id (JPNN.group), Rabu (11/11).
Sebab, kata Ismeth, mantan anak buahnya tersebut selama ini tidak pernah menunjukkan perilaku radikalisme. Bahkan termasuk sosok dan pribadi yang sangat santun dan perduli dengan sesama.
"Jujur saya sangat kaget kok Djoko masuk ISIS. Saya tidak menyangka sampai sekarang akan seperti ini jadinya," kata Ismeth.
Djoko menjadi anak buah Ismeth selama beberapa tahun. Di mana saat itu jabatannya dimulai dari kepala seksi di berbagai direktorat. Dan Djoko dinilai sosok yang baik dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan.
"Djoko itu sangat baik. Kalau cuti saja tidak pernah lama-lama. Sikap dan sifatnya tidak pernah mengarah ke hal hal seperti ini (aliran radikal, red)," tegasnya.
Selama menjabat sebagai pegawai Otorita Batam, hingga berubah nama menjadi BP Batam sekarang ini, Djoko tidak diketahui memiliki dasar-dasar radikalisme. Ia yakin Djoko terpengaruh oleh orang lain.
"Dia sangat baik. Tetapi perubahan orang kan sebentar saja," kenangnya.(opi/ray)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mbak Agnes, Pak Polisi Sudah Tangkap Penjambret Ponselmu Lho
Redaktur : Tim Redaksi