Terus Hadirkan Inovasi Berbasis Digital, BPJS Kesehatan Dulang Prestasi di Awal Tahun

Selasa, 20 Februari 2024 – 20:33 WIB
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti (dua dari kiri) menerima piagam penghargaan dalam ajang 5th Anniversary Indonesia 20 Top Digital Innovation Award 2024: Top Digital Innovation in Configuration, Product Offering, and Experience Innovation dari The Iconomics pada Selasa (20/2). Foto: Dokumentasi Humas BPJS Kesehatan

jpnn.com, JAKARTA - BPJS Kesehatan sukses meraih penghargaan sebagai Indonesia 20 Top Digital Innovation Award 2024.

Keberhasilan tersebut diraih atas upaya yang dilakukan BPJS Kesehatan yang senantiasa menghadirkan inovasi berbasis digital yang bisa dimanfaatkan peserta dalam mengakses pelayanan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

BACA JUGA: Manfaatkan e-commerce Mitra Toko Daring LKPP, BPJS Kesehatan Percepat Pengadaan Digital

Penghargaan tersebut diberikan dalam ajang 5th Anniversary Indonesia 20 Top Digital Innovation Award 2024: Top Digital Innovation in Configuration, Product Offering, and Experience Innovation dari The Iconomics pada Selasa (20/2).

"Penghargaan ini adalah hasil dari kerja keras seluruh Duta BPJS Kesehatan untuk menghadirkan berbagai macam inovasi berbasis digital untuk memberikan kemudahan bagi peserta dalam mendapatkan pelayanan, baik di kantor cabang maupun di fasilitas kesehatan," ungkap Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti.

BACA JUGA: Layanan Radioterapi IHC RSPP Kini Bisa Diakses Peserta BPJS Kesehatan

Ghufron menegaskan BPJS Kesehatan terus berupaya dalam menyesuaikan kebutuhan zaman melalui kehadiran inovasi berbasis digital.

Hadirnya transformasi digital telah menjadi kekuatan, khususnya bagi BPJS Kesehatan dalam menghadirkan pelayanan yang mudah dan cepat bagi peserta.

BACA JUGA: Dirut BPJS Kesehatan Beberkan Kesuksesan Program JKN di Vietnam, Luar Biasa

“Penghargaan yang didapat menjadi bukti nyata komitmen yang ditunjukkan BPJS Kesehatan dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan melalui pemanfaatan teknologi terkini," ujarnya.

Melalui langkah-langkah inovatif yang dilakukan, lanjut Ghufron, harapannya bisa memperluas akses layanan kesehatan yang lebih efektif dan efisien bagi jutaan peserta BPJS Kesehatan di seluruh negeri.

Ghufron menyampaikan keberhasilan BPJS Kesehatan tidak hanya terletak pada berbagai inovasi berbasis digital yang dihadirkan.

Namun, juga sebagai salah satu upaya menghadirkan pelayanan kesehatan yang mudah, cepat dan setara bagi peserta JKN.

Selain itu, raihan yang didapat juga menjadi momentum yang tepat bagi BPJS Kesehatan untuk terus menghadirkan beragam inovasi.

Langkah inovatif ini bertujuan meningkatkan kualitas layanan, memperluas jangkauan, dan memastikan keberlangsungan program demi kesejahteraan masyarakat.

"Hal ini juga sejalan dengan upaya yang kami gaungkan, yaitu melakukan transformasi mutu layanan melalui digitalisasi pelayanan," tegasnya.

Menurut Ghufron, melalui inovasi yang memanfaatkan teknologi informasi, harapannya bisa menciptakan pelayanan yang semakin mudah, semakin cepat dan setara.

Dia menambahkan penghargaan yang didapat juga menjadi komitmen baru bagi BPJS Kesehatan untuk terus mengabdi kepada masyarakat Indonesia, menyediakan layanan kesehatan yang bermutu, dan menjadikan kesehatan sebagai aset berharga bagi seluruh masyarakat Indonesia.

"Dengan semangat yang lebih besar, BPJS Kesehatan siap berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan lembaga keuangan, untuk memastikan setiap langkah yang diambil selaras dengan upaya menciptakan masa depan yang lebih sehat bagi generasi mendatang," ujar Ghufron.

Dalam penghargaan tersebut, terdapat berbagai kriteria khusus terhadap penilaian.

Pertama awareness, yaitu dengan meminta 60 ribu responden yang tersebar di 10 kota untuk memilih brand/nama perusahaan yang dikenal.

Kedua adalah image (perceived & satisfaction). Kriteria ini dilihat dari pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menilai kualitas yang diberikan dari brand/perusahaan.

Ketiga, yaitu engagement (Loyaliti & Intention). Kriteria ini ditentukan dengan bagaimana responden ingin memanfaatkan layanan yang diberikan ataupun kembali untuk memanfaatkan layanan yang diberikan oleh brand/perusahaan tersebut.

Kriteria ini juga diperuntukkan untuk masyarakat yang pernah maupun yang belum memanfaatkan akses dari brand/perusahaan tersebut.

Adapun metodologi penilaian yang digunakan yaitu dengan kajian popularitas, yaitu melalui pemahaman dan apresiasi publik terhadap produk dan layanan digital melalui berbagai tahapan yang dilakukan. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler