Terus Manjakan Lidah saat Lebaran

Senin, 28 Juli 2014 – 12:35 WIB

jpnn.com - Setelah bermaaf-maafan dengan keluarga, kerabat, dan tetangga, banyak aktivitas asyik yang bisa dilakukan. Misalnya, memanjakan lidah dengan jelajah kuliner. Mereka yang mudik ke Surabaya atau warga yang kebetulan ’’jaga kandang’’ tidak perlu bingung. Banyak spot kuliner legendaris yang tetap buka.

* * *

BACA JUGA: Percantik Miss V dengan Waxing

SELAMA Lebaran, mayoritas warung makan atau restoran memang memilih untuk libur. Namun, sejumlah warung makan ’’bersejarah’’ di Surabaya terus setia melayani pelanggannya. Selain sudah berusia puluhan tahun, soal cita rasa jangan lagi ditanya.

Salah satunya Rujak Cingur Akhmad Jais yang buka sejak 1970. Sesuai dengan namanya, warung yang berlokasi di Jalan Akhmad Jais itu menjadikan cingur atau moncong sapi sebagai bahan andalan rujaknya.

BACA JUGA: Busana Simbol Identitas Perancang

Tentu saja, masih ada tauge, kangkung, krai (timun jepang), potongan bengkuang, mangga, nanas, belimbing, kedondong, dan jambu monyet. Plus, mi, tahu dan tempe. Kuah kacangnya yang kental dicampur petis udang semakin menggoda selera.

Ng Giok Tjoe, perintis Rujak Cingur Akhmad Jais, hingga kini masih terjun dalam pengolahan rujak di warung tersebut. Dia beralasan ingin tetap mempertahankan cita rasanya yang khas. ’’Kata orang, cingurnya enak,’’ katanya kemarin.

BACA JUGA: Menjadi Orang Kuat dan Sanggup Memaafkan

Menurut perempuan berusia 84 tahun itu, untuk mendapatkan cingur yang empuk dan tidak amis, cingur yang telah dicuci langsung direbus minimal 24 jam. ’’Itu dilakukan supaya cingurnya lembut dan tidak alot,’’ jelasnya. Setelah itu, cingur harus digoreng agar matang sempurna dan bumbu meresap.

Setiap hari Rujak Cingur Akhmad Jais buka mulai pukul 11.00 hingga 17.00. Saat tanggal merah pun, mereka tetap buka. Namun, khusus Lebaran, terjadi perubahan harga. Pada hari biasa harganya Rp 50.000 per porsi, maka saat Lebaran naik menjadi Rp 55.000 per porsi.

Tak hanya rujak, penikmat bola-bola berkuah alias bakso juga masih bisa merasakan nikmatnya bakso khas Surabaya. Siapa yang tidak kenal Bakso Solo Rindu Malam di Jalan Ciliwung. Warung yang hadir di Surabaya sejak 1984 itu adalah milik Widyawan Triongko, seorang pengacara.

Saat awal buka 30 tahun lalu, baksonya dijual seharga Rp 400 per porsi. Kini dibanderol seharga Rp 10.000 per porsi. Banyak yang mencoba meniru resep baksonya, namun Widyawan tidak merasa khawatir. (mas)

’’Juru masak saya itu orang asli Solo yang berprofesi sebagai pedagang bakso. Jadi, rasanya itu khas Solo,’’ katanya. Selama Lebaran ini, warung miliknya tetap buka. Yakni, mulai pukul 10.00–24.00.

Perjalanan wisata kuliner akan semakin lengkap dengan menikmati sajian es krim lezat di tempat yang cozy. Beragam varian menu es krim resep warisan yang terjaga sejak 1930 bisa didapatkan di Kedai Es Krim Zangrandi di Jalan Yos Sudarso.

Kedai tersebut didirikan Renato Zangrandi asal Italia dengan nama Zangrandi’s Ijspaleis. Sasarannya ketika itu adalah memenuhi selera orang Eropa yang gemar mengonsumsi es krim. Lokasinya pun sangat strategis, yakni berseberangan dengan Simpangsche Societeit. Dulu, itu merupakan tempat bagi para kaum sosialita asing untuk berpesta, berdansa, dan menonton konser musik.

Arsitektur dan interior klasik pun masih dipertahankan. Kursi-kursi bambu beranyam rotan khas Eropa klasik semakin membuat nuansa Surabaya tempo doeloe kental terasa.

Menu es krim tertua di Zangrandi adalah Tutti Frutti. Struktur es krimnya agak kasar seperti es puter, namun dengan cita rasa berkelas. Varian rasanya cukup banyak, mulai vanila, mocca, stroberi, hingga cokelat. Potongan buah kering sebagai topping semakin menguatkan kesanoldies.Zangrandi juga menyediakan sejumlah kudapan istimewa, seperti risoles, kroket, siomay, hingga pizza.Kedai itu tetap buka meski Lebaran, mulai pukul 12.00–22.00. (bir/shy/c7/pri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Tips Aman Belanja Online ala Julie Estelle


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler