Tetap Merendah dan Masih Banyak PR di Pusamania

Selasa, 14 Februari 2017 – 03:00 WIB
Timo Scheunemann bersama Balistik, suporter fanatik Persiba Balikpapan. Foto: kaltimpost/jpg

jpnn.com - jpnn.com - Pelatih Persiba Balikpapan Timo Scheunemann tetap merendah meski performa anak asuhnya mendapat pujian di turnamen Piala Presiden 2017.

Dia bahkan menegaskan tidak akan tenggelam dalam pujian berbagai pihak tersebut.

BACA JUGA: PBFC Apresiasi Lini Belakang dan Wawan

Pasalnya dia menilai, yang disuguhkan Absor Fauzi dkk. di Piala Presiden 2017 tidak luput dari kekurangan. Salah satunya, konsistensi.

Ya, ketika menghadapi Persib Bandung di Stadion Si Jalak Harupat, Minggu (12/2) malam, penampilan penggawa Beruang Madu–julukan Persiba–memang menurun. Di babak pertama, pemain Persiba tampil menjanjikan dengan menerapkan pressing-pressing ketat.

BACA JUGA: Pelatih PBFC: Kami Tak Gentar Kekuatan Tuan Rumah

Serta berani memainkan bola cepat dikombinasi satu dua sentuhan. Walhasil, mereka mampu menekan Persib yang tampil di depan puluhan ribu suporter.

Sayang, yang mereka tampilkan di paruh pertama tidak muncul di babak kedua. Terlepas adanya perubahan pemain yang dilakukan pelatih lawan, gaya main Persiba menurun drastis. Pressing mulai kendor.

BACA JUGA: Pindah Markas, Pusamania Minta Rp 5 Miliar ke Pertamina

Bahkan, mereka seperti membiarkan lawan mengacak-acak pertahanan sendiri. Dan, terlalu asyik melihat kombinasi serangan lawan.

“Kepercayaan diri pemain saya memudar. Ini benar-benar jadi masalah. Padahal kalau mereka tetap yakin, saya optimistis Persib tidak mudah mengalahkan kami,” kata Timo kepada Kaltim Post (Jawa Pos Group), Senin (13/2).

Banyaknya pemain muda di skuad Persiba diklaim jadi salah satu alasan. Faria Rofanda cs dinilai memiliki mental bertanding yang kurang, sehingga performa masih naik-turun.

“Membuat pemain konsisten jadi PR saya saat ini. Tapi, itu tidak masalah. Membentuk karakter tim memang harus sabar dan membutuhkan waktu,” sambungnya. Selain itu, Timo ingin membuat anak asuhnya lebih paham cara transisi menyerang ke bertahan atau sebaliknya. Di laga kemarin, ini jadi salah satu kekurangan.

Tepatnya ketika terjadi gol ketiga. “Saat tim menyusun serangan balik, dan ternyata gagal, pemain tengah dan belakang tidak siap menerima counter attack dari lawan. Dalam kondisi seperti ini, seharusnya mereka tahu apa yang harus dilakukan supaya bisa meredam serangan balik lawan,” bebernya.

Kendati masih ada kekurangan, pria berpaspor Jerman ini berencana tetap menggunakan formasi 4-2-3-1 ketika sua PSM Makassar di laga pamungkas penyisihan Grup C, Sabtu (17/2). Dia menilai, penggawanya mulai paham cara bermain sistem tersebut. Termasuk pergeseran dan cara menyusun serangan. (ndu/is/k8)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lawan BU, Spiderwan Siap Jaga ‘Keperawanan’ Gawang PBFC


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler