Tetes Air Mata Bu Mega demi Satukan 2 Korea

Kamis, 29 Agustus 2019 – 20:45 WIB
Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri berpidato pada DMZ International Forum on the Peace Economy di Seoul, Korea Selatan, Kamis (29/8). Foto: DPP PDIP for JPNN.Com

jpnn.com, SEOUL - Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri sempat terisak dan menitikkan air mata saat berpidato pada forum DMZ International Forum on the Peace Economy di Seoul, Korea Selatan, Kamis (29/8). Ketua umum PDI Perjuangan itu mengaku teringat pesan Proklamator RI Soekarno untuk mewujudkan perdamaian di Semenanjung Korea.

Megawati yang tampil sebagai pembicara kunci di depan para tokoh dunia seperti mantan Kanselir Jerman Gerhard Schröder, eks Perdana Menteri (PM) Jepang Yukio Hatoyama, serta Presiden Pertama Mongolia Punsalmaagiin Ochirbat membeber sejarah panjang tentang kiprah Indonesia dalam mendorong perdamaian di Korea. Hal yang tak lepas dari ingatannya adalah ketika ayahnya yang juga Presiden Pertama RI menerima kunjungan Pemimpin Korea Utara Kim Il-sung di Jakarta pada 1965.

BACA JUGA: Jepang Curiga Korut Kembangkan Senjata Pemusnah Massal Baru

Sebagaimana siaran pers DPP PDI Perjuangan, Megawati kala itu menerima pesan dari Bung Karno. Tokoh kelahiran 23 Januari 1947 itu mengaku terus mengingat pesan tentang upaya mewujudkan perdamaian di Korea tersebut.

“Berdirilah tidak untuk memilih Korea Selatan atau Korea Utara. Pilihlah jalan perdamaian. Pegang teguh ideologi Pancasila yang akan menuntunmu ke jalan perdamaian," ujar Megawati dengan suara perlahan dan berusaha menahan tangis.

BACA JUGA: Bu Mega Dukung Pemindahan Ibu Kota, Asal Ini Syaratnya

BACA JUGA: Keyakinan dan Ikhtiar Megawati agar 2 Korea Bersatu Lagi

"Jalan ini akan mempertemukanmu dengan pemimpin dan rakyat kedua negara, yang sama-sama berjuang untuk perdamaian dan kedaulatan Korea. Dan memang itulah yang terjadi hingga saat sekarang," tambah Megawati mengenang pesan Soekarno.

BACA JUGA: Keyakinan dan Ikhtiar Megawati agar 2 Korea Bersatu Lagi

Lebih lanjut Megawati mengatakan, ketika dirinya menjadi Presiden RI sempat menemui Kim Dae Jung yang juga Presiden Korsel 1998-2003. Saat itu Presiden Kim Dae Jung meminta Megawati menjadi special envoy atau utusan khusus Korea Selatan untuk Korea Utara.

Adapun pemimpin Korut kala itu adalah Kim Jong-il. Karena itu Megawati tak hanya mengunjungi Korsel, namun juga masuk ke Korut.

"Kepada Yang Mulia Kim Jong-Il, saya berusaha meyakinkan beliau bahwa sudah tiba waktunya untuk berusaha menyatukan dua Korea," kata Megawati.

Seingat Megawati, kala itu Kim Dae-jung sudah mendatangi Korea Utara. Hanya saja Kim Jong-il hingga akhir hayatnya belum mengunjungi Korsel.

Pergantian kepemimpinan di Korsel sempat mengakibatkan upaya mewujudkan perdamaian di Semenanjung Korea memasuki jeda. "Dan baru setelah Yang Mulia Presiden Moon Jae-in, hubungan ini terbentuk kembali. Maksud saya menceritakan sepenggal sejarah yang cukup rumit ini adalah sampai kapan kedua negara ini akhirnya terwujud menjadi sebuah negara Korea yang bersatu?” ujar Megawati di forum DMZ tersebut.(tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Habib Rizieq Sebut Lembaga yang Dipimpin Megawati Mengganggu Pancasila


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler