Tetua Adat Suku Rimba Minta Guru, Menteri Anies Baswedan Janjikan Ini

Sabtu, 04 April 2015 – 03:36 WIB
Anies Baswedan

jpnn.com - JAKARTA - Permintaan suku anak dalam atau suku rimba di kawasan Bukit 12 Jambi mendapatkan guru bagi anak-anak rimba segera terwujud. Pemerintah menjanjikan guru khusus memenuhi pendidikan anak suku rimba.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan menegaskan kewajiban negara menyediakan pendidikan bagi setiap warga negaranya. Termasuk pendidikan bagi suku-suku terpencil, seperti suku rimba Jambi.

BACA JUGA: Peserta Ujian Nasional Dihantui Ulah Hacker

"Memang pemerintah menawarkan sekolah bagi suku rimba. Namun permintaan tetua adatnya diberikan guru saja," jelas Anies Baswedan usai meninjau kesiapan ujian nasional, Jakarta, Jumat (3/4).

Menurutnya, pendidikan memang tak harus dilakukan layaknya aktivitas belajar di kota. Pendidikan perlu mempertimbangkan pula karakter lokal masyarakatnya.

BACA JUGA: Ini Alasan Pemda Harus Cairkan Tunjangan Profesi Guru

Anies menilai lebih tepat mengirimkan tenaga pengajar bagi suku rimba ke lokasi tinggal. Dibandingkan menyediakan sekolah khusus bagi anak-anak rimba tersebut.

"Anak-anak suku rimba lebih nyaman dengan pendidikan di hutan. Tak perlu sekolah dengan gedung tersendiri," pungkas mantan Rektor Universitas Paramadina.

BACA JUGA: Kemendikbud Imbau Pemda Cairkan Tunjangan Profesi Guru

Lebih lanjut, Anies menegaskan penyiapan tenaga pengajar bagi suku rimba tengah dilakukan. Butuh berbagai masukan terkait penyiapan tersebut.

Dia mengakui penyiapan tenaga pengajar bagi kebutuhan suku-suku terpencil tidak mudah. Perlu kesiapan matang dilakukan. Mulai dari guru sampai bahan ajar yang diperlukan.

"Kalau hanya mengirimkan guru tanpa kesiapan, nanti tujuan pendidikannya tidak tercapai," imbuhnya.

Pengamat sosial, Nia Elvina mengatakan bantuan apapun yang diberikan pemerintah sepatutnya mengharagai karakter lokal. Termasuk bantuan pendidikan yang ditujukan bagi suku rimba di Jambi.

Tanpa pendekatan karakter lokal, menurut dia bantuan tersebut menjadi tidak bermakna banyak. Apalagi terkait pendidikan, perlu sekali menimbang kebutuhan lokal dan karakternya.

"Untuk apa dibangunkan sekolah. Kalau nanti muridnya tidak suka. Lebih baik sekolah seperti keinginan suku setempat, anak didiknya pun lebih nyaman," pungkasnya. (rko/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Simak Pesan Menteri Anies buat Peserta UN Berbasis Komputer


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler